Reporter: Siti Masitoh | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati membeberkan perhitungan tarif resiprokal atau timbal balik yang diberlakukan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump ke sejumlah negara sulit dipahami.
Untuk diketahui, Trump yang mengenakan tarif resiprokal kepada Indonesia sebesar 32%. Untuk Vietnam dikenakan tarif sebesar 46%, Malaysia 24%, India 26%, Jepang 24%, dan Korea Selatan 17%.
“Tarif resiprokal yang disampaikan oleh Amerika terhadap 60 negara (tidak) menggambarkan cara penghitungan tarif tersebut, yang saya rasa semua ekonom yang sudah belajar ekonomi tidak bisa memahami,” tutur Sri Mulyani dalam agenda Sarasehan Ekonomi Bersama Presiden Republik Indonesia, Selasa (8/4).
Baca Juga: Negosiasi Jadi Kunci Indonesia Hadapi Tarif Resiprokal 32% dari AS
Menurutnya, Trump tidak menggunakan ilmu ekonomi dalam membuat keputusan, sebab tujuan dari Trump hanya untuk menutup defisit dengan negara mitra dagangnya. Artinya, Trump juga tidak ingin membeli lebih banyak ke mitra dagangnya, dan ingin menjual banyak komoditas ke mitra dagangnya.
Sri Mulyani menilai, kebijakan tarif resiprokal AS menjadikan risiko ketidakpastian yang luar biasa di tingkat global selama Februari hingga April ini. dalam dua bulan, kebijakan tarif Trump telah mengubah lanskap perekonomian global.
“Timeline ini menggambarkan dunia yang tadinya di govern dengan rule based sekarang tidak ada lagi kepastian. Ini yang menjadi salah satu yang perlu untuk kita perhatikan di dalam kita mengelola ekonomi,” ungkapnya.
Selanjutnya: Ekspor RI ke AS Lebih Rendah dari Negara Lain, Airlangga: Efek Kebijakan Trump Minim
Menarik Dibaca: Cuaca Besok, Jogja dan Sekitarnya Kompak Diguyur Hujan Pukul 10 Pagi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News