Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melihat, ekonomi Indonesia pada tahun 2018 paling sedikit tumbuh sebesar 5,17%.
Angka yang dilihat pemerintah ini sedikit lebih rendah dari yang diperkirakan oleh Bank Indonesia (BI) sebelumnya, yaitu sebesar 5,2% sepanjang tahun 2018.
“BI menyampaikan 5,2%, tapi kami di internal melihat dalam range 5,17%-5,4%. Ini full year. Kami akan lihat bagaimana dinamika di kuartal II, “ kata Sri Mulyani di Kantor Kementerian Keuangan (Kemkeu), Senin (28/5).
Menurut Sri Mulyani, ekonomi tahun ini memang menghadapi kondisi yang berubah sehingga akan mempengaruhi seluruh faktor dalam pertumbuhan ekonomi. Dalam hal investasi misalnya, ia optimistis pertumbuhan investasi yang terjadi pada kuartal I-2018 bisa berlanjut di kuartal II-2018.
“Kami lihat nanti apakah investasinya pick up dan konsumsi dalam hal ini bisa tembus di atas 5% sesuai siklus kuartal II dan kuartal III dengan adanya hari raya, gaji ke 13, Asian Games. Kami akan lihat perkembangan di kuartal II dan kuartal III,” ujar Sri Mulyani.
“Jadi, sekarang kami sedang siapkan skenario. Kalau seperti BI proyeksikan 5,2%, ya kami akan lihat exercise-nya. Apa saja faktornya,” lanjutnya.
Menurut Sri Mulyani, sejauh ini pemerintah melihat dari sisi kredit, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menyampaikan bahwa pertumbuhan kredit berada di atas 8,9%. Hal ini merupakan pertanda baik.
Pemerintah berharap ekspor meningkat sementara impornya terjaga tidak terlalu tinggi.
Dengan faktor-faktor tersebut, yakni pertumbuhann investasi, konsumsi, kredit, ekspor, pemerintah optimistis ekonomi bisa tumbuh di sekitar range tersebut.
“Dengan demikian maka kita akan dapatkan kombinasi yang favorable, tapi kami tahu kondisi sekarang memang cukup berubah sehingga memang dinamika ke seluruh faktor itu akan terlihat di kuartal II sampai akhir tahun,” ucap Sri Mulyani.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News