Reporter: Siti Masitoh | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut kondisi perekonomian global sepanjang 2022 sangat ‘brutal.’ Hal ini tergambar dari kondisi di banyak negara yang perekonomiannya turun cukup tajam.
“Tahun 2022 diakui merupakan tahun yang sangat brutal, ini karena banyak negara maju yang capital marketnya mengalami penurunan yang tajam, dan obligasinya juga mengalami imas yang sama,” tutur Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN KITA, Selasa (3/1).
Perekonomian yang brutal tersebut juga disebabkan oleh belum pulihnya ekonomi akibat pandemi Covid-19, pun dengan penyebaran kasusnya yang masih massif terjadi. Ditambah, perang Rusia dan Ukraina yang mengakibatkan krisis pangan dan juga energi.
Disamping itu, kebijakan moneter seperti Amerika Serikat (AS) yang terus menaikkan suku bunganya untuk meredam inflasi, membuat negara-negara maju dan berkembang harus menaikkan suku bunga acuannya juga secara drastis beberapa bulan terakhir. Akibatnya gejolak pada pasar keuangan makin memanas.
Baca Juga: Ramai Isu Gaji 5 Juta Kena Pajak, Begini Penjelasan Menkeu Sri Mulyani
Pengetatan kebijakan moneter juga menyebabkan semakin ketatnya likuiditas global dan semakin tingginya cost of fund.
“Eropa mengalami penurunan yang begitu dramatis, tahun 2023 diperkirakan tumbuh tipis bahkan mengalami resesi,” imbuhnya.
Sri Mulyani memperki, gejolak geopolitik Rusia dan Ukraina tahun ini masih akan terjadi. Selain itu disrupsi sisi supply dengan munculnya fragmantasi dan regionalism masih akan terjadi.
Sebagai salah satu perekonomian terbesar, Tiongkok masih akan dihadapkan pada persoalan pandemi dan krisis di sektor properti.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News