kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sri Mulyani optimistis pertumbuhan ekonomi 2021 capai 4%, ini 5 pendorongnya


Kamis, 25 November 2021 / 20:29 WIB
Sri Mulyani optimistis pertumbuhan ekonomi 2021 capai 4%, ini 5 pendorongnya
ILUSTRASI. Truk peti kemas melintas di kawasan IPC Terminal Peti Kemas Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (26/10/2021). Sri Mulyani optimistis pertumbuhan ekonomi 2021 capai 4%, ini 5 pendorongnya.


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini mencapai 4% year on year (yoy).

Sebab, pada di kuartal IV-2021 perekonomian dalam negeri dinilai akan lebih baik dari periode kuartal III-2021, sejalan dengan pengendalian pandemi Covid-19.

“Kita berharap pertumbuhan ekonomi di kuartal IV di atas 5%, sehingga kita memperkirakan keseluruhan tahun 2021 pertumbuhannya ada di 3,5% hingga 4%.,” katanya saat Konferensi Pers APBN, Kamis (25/11).

Sri Mulyani menjelaskan ada beberapa faktor yang akan menyebabkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sesuai harapan pemerintah.

Baca Juga: Sri Mulyani sebut realisasi anggaran kesehatan hingga Oktober 2021 melonjak 67,8%

Pertama, tingkat inflasi sampai dengan akhir Oktober 2021 di angka 1,7%.

Kedua, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) sampai dengan 23 November 2021 sebesar Rp 14.310 year to date (ytd). Angka ini lebih rendah dari asumsi pemerintah dengan rata-rata kurs rupiah sebesar Rp 14.600 per dollar AS di sepanjang 2021.

Sri Mulyani mengatakan, kondisi tersebut berbanding terbalik dengan beberapa negara yang justru mengalami lonjakan inflasi seperti Filipina di atas 4% selama tiga kuartal berturut-turut .

Adapula Inggris yang inflasinya melonjak di atas 4% pada kuartal III-2021. Padahal di kuartal I-2021 hanya 0,7%, kemudian 2,5% pada kuartal II-2021.

Baca Juga: Realisasi pembiayaan investasi capai Rp 96,6 triliun hingga Oktober 2021

Selanjutnya, dua negara ekonomi terbesar di dunia yakni AS dan China masing-masing tumbuh 6,2% dan China di 1,5%. Lalu, untuk contoh negara berkembang, inflasi Argentina berada di 52% akibat krisis keuangan. Tak kalah tingginya, inflasi di Turki mencapai 20%.

“Ini menggambarkan salah satu kekuatan di dalam pemulihan ekonomi kita untuk menjaga momentum pertumbuhan namun pada saat yang sama menjaga dari sisi tekanan inflasi dan nilai tukar akibat perubahan environment global,” jelasnya.

Ketiga, konsumsi masyarakat diperkirakan terus menguat yang juga tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang juga mengalami perbaikan signifikan, serta Indeks Penjualan Ritel (IPR) yang juga rebound di level ekspansi.

Baca Juga: Setelah PPN, kini pemerintah kerek tarif PBB Pedesaan dan Perkotaan

Keempat, Sri Mulyani bilang investasi relatif stabil dan kinerja ekspor diperkirakan akan terus menguat pada kuartal IV-2021 karena perekonomian mitra dagang dan negara asal investor yang mulai pulih.

Kelima, Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada Oktober berada di level 57,2. Menkeu mengatakan ini rekor dari sejak pre-crisis dengan impor bahan baku dan barang modal yang turut menunjukkan pertumbuhan yang kokoh.

“Dengan capaian ini Indonesia mungkin merupakan sedikit negara yang sudah mencapai tingkat perekonomian di atas pre-crisis,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×