kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Sri Mulyani curhat belanja negara membengkak di tahun ini


Selasa, 17 November 2020 / 14:54 WIB
Sri Mulyani curhat belanja negara membengkak di tahun ini
ILUSTRASI. Menteri Keuangan Sri Mulyani tiba untuk mengikuti rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/wsj.


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyampaikan tahun ini belanja negara membengkak dibanding tahun lalu guna menanggulangi dampak pandemi Covid-19.

Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020 pemerintah mematok belanja negara sebesar Rp 2.739,16 triliun, naik 11,3% dari anggaran belanja tahun lalu Rp 2.461,11 triliun. Namun, akibat pandemi pendapatan negara tidak mampu membiayai besarnya belanja.

Setali tiga uang, pendapatan negara pada 2020 dipatok sebesar Rp 1.699,94 triliun. Angka tersebut lebih rendah 78,5% dari target penerimaan negara tahun lalu senilai Rp 2.165,11 triliun.

Baca Juga: Belanja di Tokopedia, Bukalapak, dan Lazada bakal lebih mahal 10%

Akibat lebih besar pasak daripada tiang, defisit anggaran tahun ini diprediksi mencapai Rp 1.039,21 triliun atau setara 6,3% terhadap produk domestik bruto (PDB). Besaran defisit itu, lebih dari tiga kali lipat bida dipadankan dengan realisasi defisit APBN tahun lalu sebesar Rp 296 triliun.

Dalam hal ini, besarnya belanja negara itu dialokasikan oleh pemerintah untuk meminimalisasi dampak negatif pandemi dari sisi kesehatan, sosial, serta ekonomi dan keuangan. Dus, pemerintah merancang program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dengan anggaran sebesar Rp 695,2 triliun. 

Dalam pelaksanaannya, program PEN terus mengalami perubahan skema, sehingga pagu yang dianggarkan beberapa kali berubah. “Makanya alokasi membesar dari sisi kesehatan dan jangan sampai masyarakat merosot kesejahteraannya, atau kebutuhan pokok mereka, serta juga melindungi dunia usaha,” kata Menkeu dalam dialog virtual, Selasa (17/11).

Baca Juga: Kantor pajak sudah tunjuk 46 perusahaan digital untuk pungut PPN

Menkeu berharap, ruang fiskal pemerintah dapat meredam dampak pandemi. Dus, ekonomi di tahun ini dapat berjalan sesuai dengan proyeksi pemerintah dengan pertumbuhan ekonomi berkisar di level minus 1,7% hingga minus 0,6%. 

Selanjutnya: Jokowi ungkap alasan mengapa dirinya belum melakukan reshuffle kabinet

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×