CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.527.000   14.000   0,93%
  • USD/IDR 15.675   65,00   0,41%
  • IDX 7.287   43,33   0,60%
  • KOMPAS100 1.121   3,73   0,33%
  • LQ45 884   -2,86   -0,32%
  • ISSI 222   1,85   0,84%
  • IDX30 455   -2,30   -0,50%
  • IDXHIDIV20 549   -4,66   -0,84%
  • IDX80 128   0,06   0,05%
  • IDXV30 138   -1,30   -0,94%
  • IDXQ30 152   -0,90   -0,59%

Sri Mulyani: Commodity Boom Akan Berakhir Tahun Depan


Minggu, 05 Juni 2022 / 13:10 WIB
Sri Mulyani: Commodity Boom Akan Berakhir Tahun Depan


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, commodity boom akan menuju normalisasi pada tahun 2023. Artinya, pemerintah tidak bisa lagi mengandalkan ekspor sebagai motor dalam penerimaan negara.

“Ekspor yang selama 2021-2022 mengalami booming dengan commodity boom akan menuju normalisasi secara bertahap,” tutur Sri Mulyani dalam rapat kerja Bersama Komisi XI DPR RI, Selasa (31/5).

Dia menambahkan, ke depan ekspor tidak lagi menjadi motor pertumbuhan yang sangat kuat karena ekonomi dunia akan mengalami penurunan atau pelemahan akibat stagflasi. Bahkan menurutnya beberapa negara diperkirakan akan jatuh ke jurang resesi. Sehingga permintaan terhadap komoditas juga ikut turun.

Untuk itu, Sri Mulyani mengatakan, pemerintah akan terus menjaga demand, dan juga akan menjaga konsumsi rumah tangga serta juga investasi.

Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tetap di Jalur Akselerasi Tahun Ini

“Konsumsi rumah tangga dan investasi dari swasta dan Badan Usaha Milik Negara harus menjadi motor penggerak yang sehat,” jelasnya.

Selain itu, Sri Mulyani bilang, pihaknya juga telah sudah mengantisipasi berbagai kebijakan agar tidak ada ketergantungan terhadap ekspor komoditas. Kemudian, perekonomian juga akan terus dijaga dan didorong agar seimbang.

Seimbang yang dimaksud adalah, antara eksternal dan domestik yaitu konsumsi rumah tangga. Menurutnya, ekspor termasuk komponen dalam kategori eksternal. Sementara domestik yang selama ini lemah harus diperkuat lewat berbagai kebijakan.

“Apalagi konsumsi rumah tangga memegang porsi terbesar yaitu 54,4% dan investasi 30,8%. Investasi selama pandemi sempat terpukul, sehingga harus bisa tumbuh lebih tinggi idealnya di atas 5%, bahkan investasi harus tumbuh di atas 6% kembali,” kata Sri Mulyani.

Penciptaan daya tarik investasi termasuk untuk mendukung hirilisasi manufaktur, ekonomi digital dan ekonomi hijau juga akan terus ditingkatkan.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×