kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sri Mulyani bicara soal tren suku bunga global yang rendah hingga colek dirut BRI


Rabu, 29 Januari 2020 / 19:05 WIB
Sri Mulyani bicara soal tren suku bunga global yang rendah hingga colek dirut BRI


Reporter: Grace Olivia | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren suku bunga global yang rendah akan membawa sentimen positif bagi perekonomian Indonesia saat ini. Sebab hal ini akan memicu arus modal asing (capital inflow) masuk ke Indonesia.

Selain itu, rendahnya suku bunga global juga akan membuat biaya atau cost of fund untuk pembiayaan anggaran lebih murah. Untuk itu, seharusnya perbankan dalam negeri juga turut menurunkan suku bunga.

Hal itu dikatakan,  Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat menyampaikan paparan perkembangan perekonomian dan APBN 2020 dalam BRI Group Economic Forum hari ini, Rabu (29/1). 

Baca Juga: Sri Mulyani ungkap strategi pemerintah antisipasi ketidakpastian ekonomi 2020

“Sejak The Fed melakukan turn around dari menaikkan suku bunga di 2018 menjadi menurunkan di 2019, seluruh dunia menjadi adem sehingga financing menjadi lebih mudah dalam hal bunganya rendah dan kebijakan moneter yang  loose,  ” tutur Sri Mulyani. 

Namun di sela-sela pidato kuncinya itu, Sri Mulyani menyinggung soal bunga pinjaman BRI yang belum turun sejalan dengan penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia. Ia pun berbicara seolah mewakili para nasabah peminjam BRI seraya berkelakar.

“Kalau suku bunga rendah, sebagai peminjam harusnya senang walaupun mungkin BRI kok kayaknya enggak turun-turunin ya bunga pinjaman saya? Kayaknya kok Menkeu ngomong terus kalau suku bunga turun tapi enggak ngaruh ke saya?” ujar bendahara negara itu. 

Baca Juga: Sri Mulyani khawatirkan pertumbuhan investasi tahun ini tak maksimal, ini penyebabnya

Ia pun menyeletuk bahwa BRI kemungkinan mengambil untung kelewat tinggi dari selisih suku bunga pinjaman yang masih relatif besar itu. 

“Kayaknya Pak Sunarso (Dirut BRI) ambil profitnya terlalu tinggi nih. Tapi itu jadi diskusi  business-to-business saja antara kalian (peminjam dan BRI), saya tidak ikut-ikutan,” sambungnya diiringi tawa para peserta forum. 

Meski menyindir BRI soal keuntungan, Sri Mulyani mengatakan bank pelat merah itu di sisi lain memang harus tetap menjaga kinerja keuangannya. Sebab, semakin baik pendapatan dan laba BRI, maka semakin besar juga setoran pajak dan dividen kepada pemerintah. 

“Saya tetap berharap BRI tetap sehat dan punya keuntungan yang baik untuk bisa tetap bisa bayar pajak dan dividen ke saya,” pungkasnya. 

Baca Juga: Jokowi tekankan pentingnya perlindungan konsumen industri jasa keuangan

Kemarin, Sri Mulyani juga sempat menyampaikan hal serupa saat Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR RI. Dengan kondisi inflasi yang terjangkar dalam kisaran yang rendah sepanjang tahun lalu dan diperkirakan tetap demikian di tahun ini, harapannya dapat turut pula menurunkan  cost of capital di dalam negeri. 

Ia juga berharap, tren suku bunga yang rendah dapat mendorong pertumbuhan kredit pada tahun ini setelah merosot pada 2019 lalu dengan pertumbuhan hanya 6,08% yoy. 

“Ini yang menjadi tantangan Bank Indonesia bersama OJK saat ini, yaitu bagaimana mentransmisikan penurunan inflasi dan suku bunga acuan menjadi penurunan cost of borrowing di Indonesia. Ini pun sangat bergantung pada struktur perbankan dan keuangan kita,” tuturnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×