kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sri Mulyani Beberkan Dampak Kenaikan Suku Bunga The Fed Terhadap Obligasi


Kamis, 16 Juni 2022 / 17:57 WIB
Sri Mulyani Beberkan Dampak Kenaikan Suku Bunga The Fed Terhadap Obligasi
ILUSTRASI. Sri Mulyani Beberkan Dampak Kenaikan Suku Bunga The Fed Terhadap Obligasi


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Ekspektasi The Fed bakal menaikkan suku bunga sebesar 75 bps semakin kencang dalam waktu dekat setelah pertumbuhan harga konsumen pekan ini berada di level tertinggi dalam 40 tahun terakhir. Hal ini bisa menekan kembali pasar obligasi Indonesia.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, penerimaan negara saat ini cukup kuat dari adanya windfall dari kenaikan harga-harga komoditas dan juga ekonomi yang mulai pulih, sehingga target penerimaan negara tahun ini meningkat Rp 420,1 triliun menjadi total sebesar Rp 2.266,2 triliun.

Dengan penerimaan yang cukup kuat tersebut, Sri Mulyani optimistis bisa mengurangi dampak dari adanya kenaikan suku bunga The Fed terhadap obligasi Indonesia. Meski begitu, kebijakan fiskal akan tetap dilakukan secara hati-hati, terutama beriringan dengan adanya kenaikan harga-harga pangan dan energi.

Menurutnya, pemerintah akan fokus untuk membantu dan menjaga daya beli masyarakat juga menjaga momentum pemulihan ekonomi. Akan tetapi, di sisi lain pemerintah juga akan terus berupaya untuk mengurangi defisit.

Baca Juga: The Fed Agresif, Bank Sentral Utama Lainnya Bersiap Kerek Suku Bunga

“Penting dalam kondisi cost of fund akan naik dengan kenaikan suku bunga The Fed dan tren di European Central Bank juga hal yang sama, keniscayaan itu pasti terjadi,” tutur Sri Mulyani kepada awak media, Kamis (16/6).

Pemerintah, lanjutnya kemudian akan mengurangi eksposur dari utang dengan menurunkan defisit. Menurutnya, hal ini juga sejalan dengan konsolidasi fiskal, yakni menurunkan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) di bawah 3% pada tahun depan.

“Pendanaannya, karena penerimaan cukup kuat dan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran cukup kuat itu bisa mengurangi issuance kita dari surat berharga. Sehingga, dengan kenaikan suku bunga, tetapi kemudian issuance kita lebih sedikit, kita berharap utang kepada Gross Domestic Product (GDP) rasio bisa kita turunkan,” jelasnya.  

Baca Juga: The Fed Umumkan Kenaikan Suku Bunga, Harga Bitcoin dan Kawan-Kawan Justru Melonjak

Sehingga, lanjutnya, maka defisit akan turun, dan pembiayaan utang juga akan menurun, dan hal tersebut yang menjadi salah satu cara Pemerintah untuk mengamankan dan melindungi APBN.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×