Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perang Rusia dan Ukraina telah membawa ekonomi global dalam ketidakpastian. Kerawanan pangan dan krisis energi menjadi isu yang banyak dibahas saat ini. Bahkan diprediksi resesi ekonomi global mengancam pada tahun depan.
Untuk itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen di Washington DC, AS. Dalam pertemuan tersebut, mereka membahas mengenai perkembangan isu global yang semakin rumit.
"Bertemu kembali dengan rekan sejawat saya, Janet Yellen kemarin (12/10). Rasanya belum cukup lama, tapi ada banyak sekali perkembangan isu global yang kami bahas karena pergerakan situasi dunia sangat dinamis," ujar Sri Mulyani dalam unggahannya di akun instagram pribadinya @smindrawati, dikutip Kamis (13/10).
Baca Juga: Sulit Diprediksi, Sri Mulyani Tantang 100 Ekonom Proyeksi Harga Minyak di 2023
Sri Mulyani dengan Janet Yellen saling berbicara mengenai isu kerawanan pangan, gejolak volatilitas harga komoditas, kenaikan tingkat suku bunga, dan penguatan dolar yang membuat pertumbuhan ekonomi global mengalami pelemahan.
Sebagai catatan, isu-isu tersebut juga menjadi fokus pembahasan dalam pertemuan Dana Moneter Internasional (IMF) serta pertemuan Menteri Keuangan dan Menteri Pertanian negara-negara yang tergabung dalam G20 di Washington DC, Selasa (11/10) kemarin.
Sri Mulyani dan Janet Yellen juga menyepakati untuk terus mendorong FIF sebagai mitigasi risiko pandemi di masa depan.
Baca Juga: Sri Mulyani Waspadai Dua Faktor yang Bisa Pengaruhi Harga Minyak Tahun Depan
Selain itu, potensi kerja sama juga akan dibangun untuk mewujudkan ekonomi hijau dan transisi energi dalam kondisi yang tidak mudah karena ancaman krisis energi di jangka pendek.
Sri Mulyani menjelaskan bahwa Yellen mengapresiasi upaya Presidensi G20 Indonesia dalam mengatasi isu-isu tersebut.
"Saya sangat menghargai dukungan Menkeu Yellen dan berharap dukungan ini akan terus berlanjut hingga pertemuan-pertemuan G20 selanjutnya," kata Sri Mulyani.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News