Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. SoftBank Group Corp menyatakan mundur menjadi investor Proyek pemindahan Ibu Kota Negara baru (IKN) Indonesia. Dikutip dari laman Nikkei Asia, pada Sabtu (12/3) Softbank mengumumkan pembatalan investasi di proyek IKN. Tidak ada rincian alasan pembatalan investasi itu, tetapi manajemen SoftBank menyatakan tetap mendukung pengembangan perusahaan rintisan di Indonesia.
Sebelumnya Softbank merupakan investor pertama yang tertarik dalam investasi pemindahan Ibu Kota Negara (IKN). Bahkan pada tahun 2020 Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan, SoftBank Corp akan berinvestasi sebesar US$ 100 miliar atau setara Rp 1.400 triliun untuk pemindahan IKN.
Lalu apakah mundurnya Softbank sebagai investor proyek IKN berpengaruh pada investor lain?
Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah mengatakan, batalnya investasi Softbank pada proyek IKN sebenarnya adalah hal yang wajar terjadi. Penyebabnya bisa dari internal Softbank terkait kondisi keuangan mereka.
Baca Juga: Usai Satukan Tanah dan Air dari 34 Provinsi, Jokowi akan Berkemah di IKN
“Investasi Softbank sejauh ini banyak yang belum memberikan return yang cukup baik kalau tidak bisa dikatakan gagal. Jadi Softbank sendiri belum tentu siap dengan dana investasi dan risiko yang bisa terjadi di IKN,” ujar Piter pada Kontan.co.id Senin (14/3)
Sementara itu Piter menjelaskan, keputusan Softbank ini diperkirakan tidak akan mempengaruhi investor lain. Hal ini dikarenakan setiap investor memiliki kondisi internal yang berbeda beda dengan kalkulasi yang berbeda pula. Dengan kondisi tersebut seharusnya keputusan Softbank tidak akan mempengaruhi investor lain.
Dia menekankan jikalau memang pemerintah meyakini proyek IKN adalah keputusan yang baik, hal tersebut sudah pasti akan menjadi daya tarik bagi Investor. “Yang paling penting bagi investor adalah keyakinan. Keyakinan bahwa proyek IKN akan berkesinambungan dan tidak akan menjadi proyek gagal, hal itu yang dibutuhkan investor,” tambah Piter.
Walaupun demikian Piter mengatakan, pemerintah tidak perlu menawarkan gula-gula yang terlalu berlebihan. Indonesia sudah cukup banyak memberikan insentif bagi investor untuk investasi di Indonesia.
Adanya IKN di Kalimantan diyakini akan menjadi pusat perekonomian baru. Hal ini bisa menjadi awal dari upaya pemerataan pembangunan. Tentunya dengan syarat apabila semua bangsa ini kompak mendukung dan tidak ada upaya untuk menggagalkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News