Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. China Development Bank (CDB) menetapkan bunga utang untuk proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) menjadi 3,4% turun dari sebelumnya 4%.
Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo menyebut pihaknya masih melakukan negosiasi dan ditargetkan bunga utang KCJB bisa mencapai 3%.
"Lagi negosiasi, mereka (China) terakhir masih di angka sekitar 3,4 persen. Lagi kami nego dengan skema jaminannya. Kita lagi mulai drafting perjanjiannya. Kemarin mereka sudah turunkan (bunga) di 3,4 persen, kami masih coba di 3 persen," katanya di Kompleks DPR RI, Jakarta, Rabu (12/4).
Baca Juga: Indonesia-China Sepakati Pembengkakan Biaya Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung
Sebelumnya, Pemerintah menargetkan bunga utang KCJB hanya mencapai 2%. Namun kata Tiko nampaknya hal ini sulit diraih. Sebab tingkat treasury sudah naik dari awalnya 2% saat ini menjadi 4-5%.
"Karena pergerakan treasury naiknya jauh kan, dulu treasury masih 2%, sekarang menjadi 4-5%, ya memang wajar kalau naik," ungkap Tiko.
Meski begitu, menurutnya angka bunga utang pinjaman China ini dinilai masih wajar. Pasalnya kredit ini mempunyai tenor yang panjang lebih dari 30 tahun dan interest rate lebih dari 10 tahun.
"Jadi sangat lunak sih utangnya, masih cukup bagus kok," lanjut Tiko.
Sebelumnya Luhut melakukan kunjungan kerja dan pertemuan tingkat tinggi ke China. Dari situ disepakati bunga pinjaman proyek KCJB jadi sebesar 3,4%, tetapi pihaknya mau lebih rendah lagi.
Baca Juga: Indonesia-China Sepakati Cost Overrun Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung US$ 1,2 M
Luhut menyebut pemerintah ingin bunga utang bisa turun sampai 2 persen. Namun, ia mengatakan pemerintah tak masalah jika China keukeuh tak mau menurunkannya. RI bakal tetap membayarnya karena bunga itu sudah lebih baik dari bunga pinjaman luar negeri lainnya.
"Karena kalau kamu pinjam ke luar juga bunganya sekarang bisa 6 persen juga. Jadi 3,4 persen misalnya sampai situ, we are doing ok walaupun nggak oke-oke amat," kata Luhut dalam konferensi pers, Senin (10/4).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News