Reporter: Diade Riva Nugrahani |
JAKARTA. Menanggapi masalah kontroversi buku Legacy of Ashes The History of CIA, atau Membongkar Kegagalan CIA, karya Tim Weiner, Jaksa Agung Intelijen Kejaksaan Agung, Wisnu Subroto menegaskan bahwa perdebatan soal Adam Malik agen Central Intelligence Agency (CIA) tidak usah terlalu di besar-besarkan.
"Jangan melihat ke belakang terus dan menyalahkan masa lalu, bisa habis energi untuk masa depan," katanya. Ia bilang, bisa jadi hal itu adalah salah satu strategi asing untuk melemahkan Indonesia.
Wisnu menjelaskan, kebenaran isi buku yang menuduh mantan Wakil Presiden Adam Malik sebagai agen CIA tersebut tidak signifikan karena Adam Malik disebut meminta uang yang digunakan untuk memerangi komunisme dan menggulingkan rezim Soekarno, sekitar 10 ribu US Dollar," Itu jumlah yang tidak signifikan" katanya.
Selain itu, ia menekankan bahwa kini, Adam Malik bahkan sudah meninggal dunia dan akibat yang dihasilkan dari perbuatannya tersebut sudah tidak ada. "Jadi tidak usahlah masalah ini dibesar-besarkan," ujarnya.
Sebelumnya, Weiner mengutip keterangan mantan seorang petinggi CIA Clyde McAvoy yang menyatakan bahwa Adam Malik adalah agen CIA. Keluarga Adam Malik pernah langsung membantah tudingan McAvoy tersebut. Antarini Malik, putri Adam Malik, menegaskan tidak mungkin ayahnya menjadi intel Amerika hanya dengan uang suap sebesar US$ 10.000. Melihat adanya kontroversi ini, Antarini Malik juga berharap negara segera mengklarifikasi isi buku tersebut. Sebab, dia menilai tudingan yang tercantum di buku tersebut bisa merusak sejarah bangsa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News