kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Skenario terburuk yang disiapkan pemerintah untuk fasilitas kesehatan


Kamis, 24 Juni 2021 / 20:40 WIB
Skenario terburuk yang disiapkan pemerintah untuk fasilitas kesehatan
ILUSTRASI. Skenario terburuk yang disiapkan pemerintah untuk fasilitas kesehatan


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Meski adanya penambahan tempat tidur di rumah sakit, namun sejalan pula dengan lonjakan pasien Covid-19. Untuk mengatasi hal ini, Direktur Utama Rumah Sakit Umum Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati, Azhar Jaya, mengatakan pihaknya akan memeriksa sejumlah rumah sakit yang masih memiliki tepat tidur kosong.

Salah satu RS tersebut adalah RS Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan dan (Jakarta) dan RSJ Mardzoeki Mahdi Bogor yang akan di rubah kapasitas tempat tidurnya untuk menambah jumlah kapasitas yang dibutuhkan. Jika ternyata situasi RS yang penuh, maka berikutnya akan dibuka RS lapangan yang bisa dilakukan se ara cepat dengan bantuan dari TNI dan Polri.

“Rumah sakit lapangan ini juga terbukti cukup efektif di beberapa tempat bisa membantu penanggulangan Covid-19,” ujar Azhar dalam konperensi pers, Kamis (24/6).

Menanggapi hal yang sama,  Direktur Jenderal bagi Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan di Kementerian Kesehatan. Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan (Ditjen Yankes) Abdul Kadir menyampaikan kapasitas tempat tidur RS yang ada tidak bisa mengimbangi lonjakan pasien Covid-19. Oleh karena itu pihak tenaga kesehatan akan melakukan extension.

Baca Juga: Ekonom CELIOS nilai penanganan pandemi dengan lockdown akan lebih efektif

Pertama yang akan dilakukan dengan adanya perubahan IGD yang akan di ubah menjadi ruang perawatan. Selain itu akan dibangun juga tenda-tenda di halaman RS yang bisa digunakan sebagai tempat menyeleksi pasien, sehingga ruangan IGD yang ada bisa dimanfaatkan untuk ruang perawatan.

Kedua, akan dicari ruangan di gedung-gedung auditorium dan aula yang tidak dimanfaatkan selama ini sebagai ruang perawatan akan diisi tempat tidur dan dimanfaatkan sebagai ruang perawatan.

Selain itu juga akan ada klasifikasi pasien yang masuk ke ruangan tersebut adalah pasien yang diharuskan untuk isolasi biasa. 

“Ini memang adalah sesuatu yang harus kita lakukan, tetapi ini juga akan menjadi persoalan. Kalau di pada Maret dan Januari 2020 pasien yang datang banyaknya pasien Covid-19, tapi pada 2021 pasien non Covid juga banyak yang datang sehingga tidak bisa semua RS mendedikasikan untuk merawat pasien Covid,” ujar Abdul.

Namun karena RSUP Fatmawati dan RSUP Persahabatan sudah terlanjur menerima pasien non Covid, maka tidak mungkin akan dipulangkan begitu saja. Untuk itu, mulai per juni 2021 kedua RS tersebut tidak akan menerima lagi pasien non Covid. 

Selanjutnya: Pemda berperan penting dalam pemulihan pasca pandemi dan pembangunan berkelanjutan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×