kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Skema variable-rate bisa tekan biaya moneter BI


Rabu, 01 Februari 2017 / 19:00 WIB
Skema variable-rate bisa tekan biaya moneter BI


Reporter: Ramadhani Prihatini | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Bank Indonesia mengubah skema Operasi Pasar Terbuka (OPT) dari metode lelang harga tetap (fixed-rate tender) menjadi lelang dengan harga beragam (variable-rate tender) mulai bulan ini. Langkah ini dilakukan BI agar lebih cepat menangkap kondisi pasar dan ujungnya lebih sigap menjaga inflasi, sebagai sasaran utama operasi moneter BI. 

Dengan variable-rate tender, tingkat diskonto OPT yang digelar BI ditentukan oleh peserta lelang. Sedangkan pada fixed-rate tender, tingkat diskonto lelang ditetapkan oleh BI.

Dengan menyerahkan diskonto atau rate pada pasar, BI yakin ini bisa mengurangi volatilitas suku bunga antarbank overnight (PUAB). Dengan begitu, kondisi likuiditas pasar atau bank peserta akan lebih terjamin. 

“Kami harus memulai langkah itu supaya itu bisa dijadikan cerminan pasar. Sehingga BI pun bisa menyikapi kalau seandainya volatilitas bunga PUAB terlalu rendah atau tinggi, BI akan hadir. Itu langkah kami membuat sistem operasi moneter yang lebih efisien dan efektif,” kata Gubernur BI Agus Martowardojo selepas rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Kemenkeu, Selasa malam (31/1).

Beberapa instrumen BI yang digunakan dalam OPT antara lain Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan syariah (SBIS), Sertifikat Deposito Bank Indonesia (SDBI), Reverse Repo (Peserta membeli surat berharga dari BI), Repo, dan Surat Berharga Negara (SBN).

Agus mengatakan, sudah banyak negara yang menerapakan operasi pada rate tender karena instrumen OPT bertenor menengah seperti 6 bulan dan 12 bulan, memiliki bunga yang mendekati kondisi pasar. 

“Hampir semua gunakan sistem variabel tapi kami edukasi dulu pasarnya dan kebutuhan tenor-tenor yang disebutkan, yang jelas 6 bulan dan 12 bulan harus ada,” kata Agus.

Nah bila variable rate tender dengan tenor lebih dari 7 hari benar-benar diterapkan, kata Agus akan berdampak pada efektivitas transmisi kebijakan perbankan Indonesia lebih cepat.

“Itu akan membuat transmisi kebijakannya perbankan lebih efektif dan cepat. Tapi kami tahu tenor yang panjangnya yang memang belum tersedia itu tenor yang tinggi,” pungkas Agus.

Terpisah, ekonom Maybank, Juniman bilang perubahan skema dalam OPT akan menjadikan biaya moneter Bank Indonesia lebih efisien mengingat BI akan lebih banyak pegang peranan.

“Sekarang dengan metode variable-rate tender ini lebih rendah biayanya. Peserta lelang bisa lakukan penawaran, tapi pada akhirnya BI bisa memutuskan. Jadi BI yang bisa pegang peranan,” kata Juniman pada KONTAN, Rabu (1/2).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×