Reporter: Grace Olivia | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wabah virus Covid-19 (Corona) menyebabkan pemerintah Singapura memangkas proyeksi pertumbuhan ekonominya pada tahun ini menjadi ke kisaran -0,5% hingga 1,5%, dari sebelumnya di kisaran 0,5%-2,5%.
Hal ini pun menambah deretan sentimen regional yang menjadi perhatian Menteri Keuangan Sri Mulyani terhadap prospek perekonomian dan APBN Indonesia sepanjang tahun 2020.
Baca Juga: Neraca dagang alami defisit US$ 864 juta di Januari, ini penjelasan lengkap BPS
“Besok pemerintah Singapura akan mengumumkan APBN-nya untuk tahun 2020-2021 dan mereka juga sudah merevisi ke bawah proyeksi pertumbuhan menjadi -0,5 sampai 1,5%. Artinya titik tengahnya nol persen dan ini sudah yang terendah untuk Singapura,” tutur Sri Mulyani dalam Indonesia Economic and Investment Outlook 2020 di Kantor BKPM, Senin (17/2).
Sri Mulyani mengatakan, pemerintah sejatinya tetap optimistis terhadap perbaikan ekonomi global maupun domestik tahun ini. Apalagi, beragam lembaga multilateral telah memproyeksi kondisi ekonomi yang membaik pada tahun ini dibandingkan tahun 2019 lalu.
Namun, ia juga tak memungkiri bahwa beragam sentimen negatif yang muncul sejak awal tahun kian menggerus keyakinan tersebut.
Ditambah lagi masih ada berbagai ketidakpastian yang meliputi seperti ketegangan dagang, geopolitik, pemilu di Amerika Serikat, situasi politik di Uni Eropa, hingga wabah virus corona yang menjangkiti banyak negara di dunia.
Baca Juga: Ada virus corona, Kepala BKPM optimistis target realisasi investasi 2020 tercapai
“Ini semua menjadi barometer bagi kami untuk melihat seperti apa lingkungan (perekonomian) yang akan dihadapi ke depannya,” lanjut dia.
Dengan berbagai ketidakpastian tadi, Sri Mulyani mengatakan, akan terus memantau dan melakukan penyesuaian terhadap posisi APBN agar tetap berjalan sesuai tiga fungsi utamanya yaitu alokasi, distribusi, dan stabilisasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News