kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.198.000   7.000   0,32%
  • USD/IDR 16.704   -32,00   -0,19%
  • IDX 8.123   23,91   0,30%
  • KOMPAS100 1.123   -0,15   -0,01%
  • LQ45 802   -0,17   -0,02%
  • ISSI 282   -0,15   -0,05%
  • IDX30 421   -0,29   -0,07%
  • IDXHIDIV20 479   -0,99   -0,21%
  • IDX80 124   0,62   0,50%
  • IDXV30 134   -0,24   -0,18%
  • IDXQ30 132   -0,41   -0,31%

Simak Strategi Menjaring Valas dan Investasi Agar Masuk ke Dalam Negeri


Senin, 29 September 2025 / 20:09 WIB
Simak Strategi Menjaring Valas dan Investasi Agar Masuk ke Dalam Negeri
ILUSTRASI. Pemerintah tengah mematangkan skema berbasis pasar (market based) untuk menjaring dana valuta asing (valas) agar tetap berada di dalam negeri. KONTAN/BAihaki/23/9/2025


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Pemerintah tengah mematangkan skema berbasis pasar (market based) untuk menjaring dana valuta asing (valas) agar tetap berada di dalam negeri. Skema ini akan memberikan insentif menarik bagi pemilik dana sehingga mereka lebih memilih menempatkan simpanan dolar di perbankan nasional ketimbang memindahkannya ke luar negeri.

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan, langkah tersebut diharapkan mampu memperkuat cadangan devisa, menambah suplai dolar di perbankan nasional, serta mendukung pembiayaan proyek-proyek strategis pemerintah. 

“Jadi kita akan menjaga itu dengan memberikan insentif yang menarik, sehingga mereka tidak usah capek-capek kirim dolarnya ke luar,” ujarnya.

Baca Juga: Ini Valas Pilihan Investor di Tengah Pelemahan Nilai Tukar Rupiah

Ia juga menekankan pentingnya menjaga agar dana yang sudah masuk tidak keluar kembali. Dengan begitu, kebutuhan pembiayaan dalam dolar untuk proyek ke depan dapat dipenuhi dari dalam negeri dengan tingkat bunga yang kompetitif. 

“Kalau kita bisa jaga masuk ke sini, tidak keluar, cadangan kita akan lebih besar lagi, dan perbankan kita punya suplai dolar lebih banyak lagi,” kata Purbaya.

Di sisi lain, Purbaya menyebut bahwa prospek ekonomi Indonesia menjadi faktor utama yang menentukan minat investor asing, bukan sekadar tingkat suku bunga. Investor, menurutnya, masuk karena ingin menikmati pertumbuhan ekonomi yang menjanjikan. 

“Rahasia modal asing masuk ke sini bukan bunga yang tinggi, tapi prospek ekonomi seperti apa ke depan. Mereka ke sini untuk menikmati kue pertumbuhan ekonomi,” tegasnya.

Ia optimistis kebijakan pemerintah yang tepat akan semakin memperkuat keyakinan investor. Dalam jangka pendek, pasar modal (capital market) biasanya lebih dulu merespons kebijakan sebelum disusul oleh investasi langsung (FDI). 

“Kalau kebijakan kita pas, dampaknya akan kelihatan dalam sebulan atau dua bulan dengan lebih signifikan. Capital market biasanya lebih cepat melihat ke depan, begitu mereka melihat kebijakan kita benar, mereka akan masuk duluan,” jelas Purbaya.

Baca Juga: Rupiah Terus Tertekan, Ini Pilihan Investasi Valas yang Bisa Dilirik Investor

Meski aliran modal asing sudah mulai masuk, ia mengakui rupiah justru masih mengalami pelemahan. Hal ini, menurutnya, dipengaruhi oleh perbedaan ekspektasi pelaku pasar domestik yang masih sensitif terhadap sentimen global, terutama terkait kebijakan suku bunga dolar AS. “Yang mendorong investor adalah profitabilitas. Sama seperti perusahaan, kalau prospeknya bagus, orang pasti masuk. Itu yang sedang kita kendalikan,” pungkasnya.

Sementara itu para ekonom menyebut pemerintah perlu mendorong aliran dana dana valuta asing (valas) masuk ke dalam negeri melalui pemberian insentif pajak. Hal ini disampaikan Global Market Economist Maybank Indonesia, Myrdal Gunarto.

“Kalau untuk insentif dari pemerintah, menurut saya yang paling bisa dilakukan adalah memberikan keringanan pajak ya setiap hasil dari simpanan deposito tersebut,” ujar Myrdal kepada Kontan, Senin (29/9/2025).

Ia menjelaskan, dengan tingkat bunga deposito yang bersaing dan relatif lebih tinggi dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya, insentif pajak akan menjadi daya tarik bagi Warga Negara Indonesia (WNI) untuk menyimpan atau memindahkan dananya dari luar negeri ke Indonesia.

Selain dukungan dari pemerintah, Myrdal menekankan peran perbankan dalam memperkuat instrumen simpanan valas. Menurutnya, bank bisa menghadirkan produk yang mampu menyerap dana hasil ekspor maupun simpanan untuk kebutuhan pasar modal dan investasi langsung (FDI).

“Perbankan juga bisa menghadirkan produk yang lebih sophisticated, sehingga deposito valas ini memiliki lindung nilai atau hedging. Dengan begitu, tingkat keamanan dari sisi fluktuasi juga bisa ditawarkan,” jelasnya.

Myrdal menegaskan bahwa kombinasi insentif pajak dan inovasi produk perbankan dapat meningkatkan suplai dolar di dalam negeri sekaligus memperkuat stabilitas sistem keuangan nasional.

Chief Economist BCA, David Sumual, menilai diperlukan proyek-proyek dengan imbal hasil yang menarik agar bisa mendatangkan investasi yang berkelanjutan.

"Perlu proyek-proyek dengan expected return yang menarik kalau ingin menarik investasi yang sustain," ungkap David kepada Kontan, Senin (29/9/2025).

Selanjutnya: Simak Rapor Kinerja Big Bank per Agustus 2025, Mayoritas Catatkan Penurunan Laba

Menarik Dibaca: IHSG Rawan Terkoreksi, Cek Rekomendasi Saham MNC Sekuritas (30/9)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×