Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Terjadi peningkatan minat investor asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Sebagai bukti, data realisasi investasi kuartal III-2023 Kementerian Investasi atau Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menunjukkan hal tersebut.
Berdasarkan data Kementerian Investasi, nilai penanaman modal asing (PMA) di Indonesia sebesar Rp 196,2 triliun pada periode kuartal III-2023. Angka ini tumbuh 16,2% secara tahunan (year on year/yoy) dan meningkat 5,3% dibanding kuartal sebelumnya.
Sektor yang paling banyak diminati oleh investor asing ialah sektor industri logam dasar, barang logam, bukan mesin, dan peralatannya dengan nilai investasi US$ 3,3 miliar. Kemudian, industri kimia dan farmasi dengan nilai investasi US$ 1,3 miliar, serta sektor pertambangan dengan nilai investasi juga US$ 1,3 miliar.
Adapun secara tahun kalender, atau sejak awal tahun hingga September 2023, nilai investasi asing telah mencapai Rp 559,6 triliun. Nilai ini tumbuh 16,7 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
Jika dilihat berdasarkan asal negaranya, Singapura menjadi negara dengan PMA terbesar di Tanah Air. Tercatat nilai investasi asal Singapura mencapai US$ 12,1 miliar sejak awal tahun ini.
Baca Juga: Begini Kata Bahlil Lahadia Soal Target Investasi Jumbo Tahun Depan
"Ini menunjukkan bahwa investasi kita ini tidak lagi dikuasai 1 negara, yang diisukan selama ini seolah-olah investasi kita ini berasal dari China saja," tutur Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, dalam konferensi pers, di Jakarta, Jumat (20/10/2023).
Adapun China sendiri menduduki peringkat dua negara dengan PMA terbesar di Indonesia, yakni sebesar US$ 5,6 miliar. Lalu peringkat ketiga ditempati wilayah otonomi khusus, Hong Kong, dengan nilai investasi sebesar US$ 5,2 miliar.
"Memang kalau kita mau jujur yang agresif (investasi) itu China," kata Bahlil.
Baca Juga: Tegas! Menteri Bahlil Bekukan Izin Usaha Pontjo Sutowo di Hotel Sultan
Lalu, peringkat keempat negara dengan PMA terbesar ditempati oleh Jepang dengan nilai US$ 3,3 miliar. Dan di posisi kelima terdapat Amerika Serikat dengan nilai investasi US$ 2,4 miliar.
"Kalau Eropa, Amerika Serikat ini bagus, tapi proposal FS (feasability study)-nya terlalu lama, jadi negoisasinya butuh iman yang kuat," ucap Bahlil.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bukan China, Ini Negara yang Paling Banyak Investasi di Indonesia"
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News