kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Siapa Benny Tjokro yang kini tersangka kasus korupsi Jiwasraya?


Selasa, 14 Januari 2020 / 20:42 WIB
Siapa Benny Tjokro yang kini tersangka kasus korupsi Jiwasraya?
Komisaris Utama PT Hanson International Tbk Benny Tjokro


Reporter: Ahmad Ghifari, Yuwono Triatmodjo | Editor: S.S. Kurniawan

Tapi, ketika itu, sang Ayah memarahinya begitu tahu Benny Tjokro bermain saham. "Awalnya, dia pikir bermain saham itu judi, lalu saya dimarah-marahin. Tapi lama-kelamaan dibiarkan juga. Mungkin dia berfikir anaknya ini punya bakat. Sempat dimarah-marahi karena kalau saya rugi, kan dia yang nombokin," bebernya.

Mulanya, Benny Tjokro hanya mengeluarkan modal beberapa juta rupiah saja untuk bermain saham. Tapi, "Begitu mau lulus kuliah, nekat main sampai ratusan juta rupiah," ungkap dia.

Sejatinya, sang ayah pernah meminta Benny Tjokro untuk belajar berbisnis biar tidak ketagihan bermain saham. Misalnya, dengan membantu mengurus bisnis Keris Gallery.

Baca Juga: Kejagung tetapkan Benny Tjokro, Hary Prasetyo, dan Heru Hidayat tersangka Jiwasraya

"Disuruh ngurusin pertanian, juga pernah. Disuruh dagang semen sampai ke Timor Timur, pernah. Bangun rumah, pernah. Bikin pom bensin, pernah. Bebasin tanah, pernah. Jadi pengalaman saya sudah macam-macam," sebutnya.

Tapi, biarpun mendapat kerjaan macam-macam, tetap saja Benny Tjokro bermain saham. "Dasar doyan, ya akhirnya saya dibiarkan bermain saham oleh bapak. Sebenarnya dikasih tanggungjawab pekerjaan saat itu agar saya tidak bermain saham. Tetapi, ya tetap saja saya bermain saham," ujar dia.

Cuma akhirnya, Benny meneruskan bisnis sang ayah yang kini menjelma menjadi Hanson International. Dulu, ini merupakan pabrik garmen kecil yang ayahnya ambil alih.

Baca Juga: Ini rumah tahanan bagi kelima tersangka dugaan korupsi di Jiwasraya

Namun, waktu krisis moneter 1007-1998, kondisinya menjadi sangat berat sehingga harus menjalani restrukturisasi. "Sebetulnya, itu punya adik saya, oleh adik saya lalu dijual untuk bayar utang. Adik saya lalu minta tolong agar Hanson diselamatkan, padahal isinya sudah dijual untuk bayar utang," jelas Benny Tjokro.

Lalu, Benny Tjokro pun menyelamatkan Hanson. "Hanson tidak ada isinya, pabriknya sudah dijual, tetapi masih punya utang ke Bank Mandiri dan BNI Sekuritas. Saya tebus karena ingin menolong adik saya. Kemudian saya isi properti, hingga jadi seperti sekarang ini," ujarnya.




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×