kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Setiap rumah di DKI wajib punya sumur serapan


Sabtu, 07 Desember 2013 / 17:54 WIB
Setiap rumah di DKI wajib punya sumur serapan
ILUSTRASI. Karyawan beraktivitas di dekat logo-logo perusahaan asuransi di Jakarta, Senin (4/4/2022). . ANTARA FOTO/Reno Esnir/hp.


Sumber: Kompas.com | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Kepala Dinas Energi dan Perindustrian DKI Jakarta Andi Baso Mappapoleonro mengatakan, telah ada peraturan yang mewajibkan tiap bangunan maupun tiap rumah memiliki sumur resapannya.

Kewajiban itu telah diatur ke dalam Peraturan Gubernur Nomor 68 tahun 2005 tentang pembuatan sumur resapan. "Satu rumah butuh satu sumur resapan. Sudah ada Pergub dan di IMB (izin mendirikan bangunan) sudah ada instruksi membangun sumur resapan," kata Andi, di Jakarta, Sabtu (7/12).

Di dalam Pergub disebutkan bahwa, kewajiban pembuatan sumur resapan wajib bagi pemilik bangunan berkonstruksi pancang dan atau yang memanfaatkan air tanah dalam lebih dari 40 meter. Juga bagi setiap industri yang memanfaatkan air tanah.

Pergub itu juga mengatur setiap pengembang yang membangun dengan luas lahan di atas 5.000 meter wajib menyediakan 1% lahan yang digunakan untuk kolam resapan, di luar perhitungan sumur resapan.

Namun selama ini, pergub tersebut diabaikan dan tidak dilaksanakan. Selain itu lemahnya sisi pengawasan yang membuat peraturan itu belum juga berjalan.

Untuk membuat sebuah sumur resapan di rumah, paling tidak hanya membutuhkan anggaran sekitar Rp 400.000. Pembuatan sumur resapan di tiap rumah pun, menurut Andi, cukup mudah. Langkah pertama adalah penggalian tanah, yang kemudian dibeton.

Pembuatan sumur resapan di rumah bahkan lebih mudah dan tidak perlu terlalu dalam bila dibandingkan dengan sumur resapan yang sedang dibuat di beberapa titik rawan genangan. 

Dinas Energi dan Perindustrian DKI Jakarta tidak bekerja sendiri dalam pelaksanaan Perda ini, melainkan dibantu Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) lainnya, seperti Dinas Tata Ruang, Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD), serta Dinas Pekerjaan Umum DKI.

"Yang penting air bisa masuk ke dalam tanah. Kalau enggak mau bangun sumur, enggak usah tinggal di Jakarta. Bangun rumah kok enggak bisa bangun sumur resapan," kata Andi. (Kurnia Sari Aziza/Kompas.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×