kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

SBY: Selamatkan pejabat dari korupsi


Senin, 10 Desember 2012 / 14:47 WIB
SBY: Selamatkan pejabat dari korupsi
ILUSTRASI. Sertifikat Vaksin Covid-19 Tak Perlu Dicetak. KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Edy Can

JAKARTA. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyatakan ada pejabat yang tidak berniat korupsi namun salah dalam mengemban tugas. Karena itu, dia berharap pejabat tersebut diselamatkan supaya tidak terjerumus dalam tindak pidana korupsi.

SBY menerangkan, ada dua jenis korupsi. Pertama, korupsi yang benar-benar diniatkan oleh pelakunya. Lalu, ada korupsi yang terjadi akibat ketidakpahaman pejabat.

SBY melihat ada muncul fenomena keraguraguan di kalangan pejabat tidak terkecuali para menteri dalam mengeluarkan kebijakan. Menurutnya, salah satu indikasinya adalah banyak kebijakan yang seharusnya diselesaikan di tingkat menteri namun diserahkan kepada dirinya.

Kondisi ini juga terjadi di daerah. SBY mengemukan banyak terjadi stagnasi bahkan hambatan dalam menetapkan dan menjalankan kebijakan maupun anggaran. Karena itu, dia mengatakan, penyelenggara negara membutuhkan penjelasan dan aturan yang jelas sehingga benar-benar paham yang dikategorikan korupsi dan yang bukan.

Rencananya, SBY akan mengundang mengundang seluruh gubernur, bupati, walikota, penegak hukum, polisi, BPK, BPKP,  PPATK, Kejaksaan, dan pembuat undang-undang untuk bertemu dan menjelaskan seputar kebijakan dan larangan dan aturan korupsi pada pertengahan Januari 2013.

"Jangan sampai kita hidup dalam ketakutan karena kurang jelasnya pemahaman. Meskipun tidak boleh dibaca ini permisif kepada para tindak pidana korupsi. Kita komit dan menjadikan itu pemberantasan korupsi sebagai prioritas," ujarnya dalam peringatan Hari Anti Korupsi, Senin (10/12).

Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad mengakui banyak pejabat negara yang tidak paham perihal tindak pidana korupsi. Namun, dia mengatakan, ketidaktahuan itu bukan berarti menghapus tanggungjawab pidana. "Pemimpin dituntut harus cerdas, kalau ada pemimpin mengatakan tidak tahu kalau telah terjadi korupsi, ya tidak usah mempimpin," tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×