Reporter: Noverius Laoli | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Kaburnya 11 narapidana dari Rumah Tahanan (Rutan) Kelas IIA Batam, Kepulauan Riau sudah sampai ke telinga Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Untuk itu, dalam waktu dekat, SBY akan mengevaluasi kebijakan pemerintah di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) agar kejadian serupa tidak terulang lagi. Pasalnya, peristiwa itu hanya selang beberapa hari dari kejadian serupa di Lapas Tanjung Gusta, Medan, Sumatera Utara.
Rencana evaluasi Lapas itu diungkapkan Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha di Kantor Presiden, Kamis (18/7). "Karena ada kejadian yang berulang di Lapas, memang akan dilakukan evaluasi terhadap kebijakan di Lapas seluruh Tanah Air," tutur Julian.
Menurut Julian, SBY telah menginstruksikan kepada jajaran Kementerian Politik, Hukum dan Keamanan, serta Kementerian Hukum dan HAM untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap seluruh Lapas di Indonesia. Jangan ada lagi petugas yang lengah dalam menjaga Lapas.
Kejadian ini, lanjut Julian, sangat tidak diharapkan terulang kembali. SBY juga telah meminta jajaran kepolisian untuk mengejar dan menangkap narapidana yang kabur dan belum kembali ke Lapas hingga kini.
Namun, Julian enggan mengomentari tuntutan publik untuk mengganti sejumlah pejabat terkait insiden tersebut. Menurutnya, hal itu adalah kewenangan Menkumham Amir Syamsuddin.
Seperti diberitakan, pada Rabu (17/7) kemarin, sekitar pukul 01.25 WIB, para narapidana di Lapas Batam membekap dan memukul petugas jaga dan merusak beberapa ruangan untuk melarikan diri. Kejadian ini dinilai terjadi karena minimnya petugas jaga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News