Reporter: Noverius Laoli | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta para pengusaha tidak mudah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap karyawannya.
Pasalnya, jika banyak karyawan yang di PHK, otomatis menambah jumlah pengangguran dan mengurangi daya beli masyarakat. Padahal, salah satu penopang kuat pertumbuhan ekonomi nasional adalah daya beli masyarakat.
Hal itu dikatakan Presiden saat menghadiri buka puasa bersama di Kantor Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Sabtu (3/8).
"Saya meminta para pengusaha tidak mudah melakukan PHK karyawan. Kalau banyak yang di PHK, jumlah penganguran akan bertambah dan daya beli masyarakat berkurang. Selain itu, pertumbuhan ekonomi terganggu dan barang-barang yang diproduksi pengusaha bisa tidak laku dan akhirnya bisa bangkrut," tutur SBY.
Karena itu, menurut Presiden, pemerintah dan pengusaha harus bersinergi dalam membentuk dan menciptakan dunia usaha yang baik. Sebab, ada dua hal yang penting diperhatikan, yakni job security (ketahanan kerja), dan job creation (penciptaan lapangan kerja).
Job security artinya bagi masyarakat yang sudah punya pekerjaan saat ini, jangan sampai tiba-tiba menganggur karena terkena PHK. Sementara bagi mereka yang terlanjur menganggur, jangan sampai tertutup kesempatannya untuk mendapatkan pekerjaan kembali.
Pemerintah, lanjut SBY, tidak mudah membuat suatu kebijakan yang bisa mencegah dunia usaha begitu saja melakukan PHK. SBY hanya berharap agar kerjasama yang baik dan saling mendukung antara pemerintah dan dunia usaha bisa membuat perekonomian nasional tetap terjaga dan tidak dilanda krisis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News