kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.455.000   12.000   0,83%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

SBY minta pengibaran bendera setengah tiang


Minggu, 09 Juni 2013 / 09:36 WIB
SBY minta pengibaran bendera setengah tiang
ILUSTRASI. Ini Bahayanya Jika Hewan Kucing Memakan Bawang


Reporter: Amal Ihsan Hadian | Editor: Amal Ihsan

JAKARTA. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan menyampaikan rasa dukacita yang mendalam atas meninggalkan Ketua MPR Taufiq Kiemas di Singapura pada hari ini, Sabtu (8/6). Karena kabar duka tersebut, SBY mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk mengibarkan bendera setengah tiang selama dua hari.

Permintaan itu disampaikan SBY saat memberikan konferensi pers atas meninggalkan politisi senior PDI Perjuangan tersebut di kediaman priadinya, Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (8/6) malam.

"Meskipun dalam undang-undang yang berlaku saat ini, apabila seorang kepala lembaga negara wafat maka dikibarkan bendera setengah tiang selama dua hari di instansi atau kantor kepala lembaga negara itu. Tetapi, saya mengajak saudara-saudara rakyat Indonesia untuk juga mengibarkan bendera setengah tiang selama 2 hari," ujar Presiden.

SBY mengatakan pengibaran bendera setengah tiang selama dua hari tersebut sebagai bentuk penghormatan masyarakat Indonesia kepada Taufik yang banyak memberikan sumbangsih untuk bangsa dan negara selama ia hidup. Presiden menilai, Taufiq merupakan sosok yang patut dihormati dan dicintai, bahkan suami mantan Presiden Megawati Soekarno putri tersebut dianggap sebagai Negarawan Indonesia oleh SBY.

Taufiq meninggal dunia di Singapura pada pukul 19.21 waktu setempat atau 18.21 WIB. Taufiq dirawat akibat rasa lelah setelah menjalankan tugas negara pada 1 Juni 2013 di Ende, Nusa Tenggara Timur, dalam rangka memperingati kelahiran Pancasila.

Ia lahir dari pasangan Tjik Agus Kiemas dan Hamzathoen Roesyda, pada 31 Desember 1942. Ayahnya berasal dari Sumatera Selatan, sedangkan ibunya dari Sumatera Barat. Ia merupakan penghulu kaum keluarga ibunya di Kanagarian Sabu, Batipuah Ateh, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, dengan gelar Datuk Basa Batuah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×