Reporter: Noverius Laoli | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Dalam pernyataannya di hadapan 1.000 pengusaha Indonesia, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberikan sinyal untuk menaikkan bahan bakar minyak (BBM). Hal ini dilakukan agar pemerintah tidak terbebani oleh subsidi BBM yang semakin membengkak.
"Setelah kami menghitung dengan seksama, suatu saat harga BBM memang harus dinaikkan. Akibatnya, rakyat tidak mampu akan terpukul. Untuk itu, adilnya mereka harus dapat kompensasi. Bagi saya memberi kompensasi kepada rakyat miskin manakala BBM naik itu harga mati," ujar presiden saat membuka Musyawarah Nasional Apindo di JS Luwansa Hotel, Senin (8/4).
SBY juga menjelaskan, saat ini, pemerintah sedang membahas secara detil mengenai apa yang harus dilakukan terkait kebijakan BBM bersubsidi. Hal-hal yang masih dipertimbangkan adalah keinginan pemerintah untuk menurunkan subsidi. Salah satu solusinya dengan menaikan harga premium.
Namun, pemerintah berhadapan dengan pilihan apakah harga premium dinaikkan berlaku bagi semua kalangan masyarakat. Atau, kenaikan harga BBM bersubsidi itu belaku bagi masyarakat yang tidak patut mendapat subsidi.
"Poin saya, orang miskin harus dilindungi, tapi makroekonomi dan fiskal kita harus sehat. Subsidi jadi adil dan tepat sasaran. Pelaku bisnis silahkan memberikan pandangan, tapi yang jelas prioritas kami tahun ini dan tahun depan adalah membuat fiskal menjadi lebih sehat," tutur SBY.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News