Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Amal Ihsan
JAKARTA. DPR mengkritik langkah Presiden SBY yang hanya mengirim surat kepada Raja Arab Saudi, Abdullah bin Abdul Aziz al Saud. Mestinya Presiden SBY langsung menemui Raja Arab Saudi begitu muncul keputusan pengurangan kuota haji Indonesia sebesar 20%.
Anggota Komisi VIII DPR Hasrul Azwar menyayangkan langkah Presiden SBY yang hanya mengirimkan surat. Seharusnya, ketika muncul pemberitahuan resmi dari Kementerian Haji Kerajaan Arab Saudi pada 6 Juni lalu, Presiden SBY langsung menemui Raja Arab Saudi. "Jadi ini langkah penting yang terlambat dilakukan,ujar pria yang juga Ketua Fraksi PPP tersebut.
Hasrul mengakui, dirinya bisa memahami alasan Kerajaan Arab Saudi mengurangi kuota jamaah haji. Hal ini disebabkan pentingnya renovasi Masjidil Haram demi semakin baiknya penyelenggaraan haji ke depan.
Untuk ia mengingatkan agar Kementerian Agama melakukan sosialisasi dengan baik kepada masyarakat calon jamaah haji. Ia berharap pemerintha menjelaskan dengan baik agar masyarakat memahami bahwa kondisi ini disebabkan kebijakan Pemerintah Arab Saudi, bukan Pemerintah Indonesia.
Sebagaimana diketahui, pemerintah Arab Saudi sedang merampungkan rehabilitasi Masjidil Haram. Akibat rehabilitasi ini, daya tampung untuk tawaf berkurang. Jika dapat menampung 48.000 jamaah, kini hanya dapat menampung 22.000 jamaah.
Akibatnya pemerintah Arab Saudi memutuskan mengurangi kuota jamaah Haji Indonesia tahun 2013 sebesar 20% atau 42.200 orang. Dengan demikian, kuota Jamaah Haji Indonesia pada tahun 2013 menjadi 168.800 jamaah. Semula jumlahnya mencapai 211.000 jamaah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News