kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

SBY-Ani dinilai gagal manfaatkan media sosial


Selasa, 07 Januari 2014 / 19:41 WIB
SBY-Ani dinilai gagal manfaatkan media sosial
ILUSTRASI. Mengukur ketangguhan bisnis PT Adhi Karya Tbk di tengah rencana rights issue demi menekan rasio utang. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/YU


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ibu Negara Ani Yudhoyono dinilai gagal dalam menggunakan media sosial terutama dalam berkomunikasi dengan rakyat.

“Tahun 2013, Presiden membuka akun Twitter. Pertanyaannya, apakah ini sudah dimanfaatkan rakyat untuk berkomunikasi langsung dengan kepala negaranya? Lalu, apakah Presiden juga merespon dengan baik?” kata Aktivis Public Virtue Institute (PVI) John Muhammad saat Jumpa Pers di Kantor Change.org di Jakarta, Selasa (7/1/2014).

Seperti diketahui, Presiden SBY memiliki akun Twitter dengan nama @SBYudhoyono, Facebook Fan Page Susilo Bambang Yudhoyono dan akun di YouTube. Adapun Ani lebih dikenal melalui akun Instagram @aniyudhoyono.

Jhon mengatakan, rakyat sudah cukup baik dalam menyampaikan aspirasi kepada Presiden melalui media sosial. Namun, SBY dianggapnya tidak mampu merespon aspirasi itu dengan baik. Presiden sangat jarang merespon apa yang diinginkan masyarakat secara langsung. Bahasa politik yang digunakan SBY juga dinilai tinggi sehingga sulit dipahami oleh masyarakat.

Tak hanya itu, apa yang diposting oleh Presiden di Twitter, menurutnya, juga sangat jarang diaplikasikan dalam kehidupan nyata. Akibatnya, banyak masyarakat menganggap Presiden hanya bisa beraksi di Twitter tanpa melakukan suatu langkah yang nyata.

“Sementara itu, Ibu Negara kita memang lebih responsif dari Presiden dalam menanggapi aspirasi dan masukan yang datang dari pengikutnya,” lanjut John.

Namun, respon yang datang dari Ani tersebut, menurutnya, lebih banyak bersifat negatif. Beberapa kali Ani memberikan komentar yang dinilainya tidak pantas dikeluarkan oleh seorang Ibu Negara. Pernyataan paling parah, ketika Ani menyebut salah satu follower-nya dengan kata "sangat bodoh". (Ihsanuddin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×