Reporter: Noverius Laoli | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Setelah sekian lama tidak memberikan komentar langsung terkait penyadapan terhadap dirinya oleh Intelijen Australia, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memutuskan akan memberikan pernyataan resmi atas penyadapan tersebut.
Hal itu dikatakan Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha di Kantor Presiden, Rabu (20/11). Menurut Julian, setelah menerima Menteri Luar Negeri (Menlu) Marty Natalegawa dan Duta Besar Indonesia untuk Australia Nadjib Riphat Kesoema presiden akan memberikan keteranga resmi.
"Nanti sekitar pukul 13.00 WIB, bapak presiden akan memberikan keterangan pers tentang pertemuan dengan Menlu dan Dubes," tutur Julian kepada awak media.
Julian belum merinci apa saja yang akan dikatakan SBY saat memberikan keterangan pers nantinya. Namun, saat ini, SBY tengah memanggil Marty, Nadjib, kepala BIN dan sejumlah menteri lainnya di Kantornya. Mereka membahas seputar penyadapan yang dilakukan Australia terhadap para pemimpin di Indonesia.
Apalagi, hingga saat ini, pemerintah Australia tidak mau meminta maaf atas penyadapan yang dinilai melanggar hukum internasional tersebut. Bahkan SBY melalui Akun Facebooknya menilai Perdana Menteri Australia (PM) Tony Abbott meremehkan Indonesia dengan mengatakan hubungan kedua negara tetap baik-baik saja.
Sementara Kepala Badan Intelijen Nasional (BIN) Marciano Norman mengatakan benar adanya penyadapan terhadap Indonesia oleh Intelijen Australia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News