Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memperkuat sektor perikanan budi daya nasional di masa satu tahun pemerintahan Kabinet Merah Putih. Dua program perikanan budi daya telah ditetapkan sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN) yang siap mendongkrak produksi komoditas utama.
Dua PSN tersebut adalah pengembangan modeling budi daya Ikan Nila Salin (BINS) seluas 230 hektare di Karawang, Jawa Barat, serta pembangunan Tambak Udang Terintegrasi (Integrated Shrimp Farming - ISF) seluas 2.000 hektare di Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Direktur Jenderal Perikanan Budi Daya, Tb Haeru Rahayu menyampaikan, pembangunan BINS Karawang terus menunjukkan progres signifikan. Pendampingan dan pengamanan program dilakukan intensif melalui koordinasi dengan BPKP dan Kejaksaan Agung (Jamdatun dan Jamintel).
Baca Juga: Mendag Budi Santoso Dorong Koordinasi Lintas Pilar untuk Ketahanan Ekonomi ASEAN
“Pembangunan fisik saat ini masih berlangsung, antara lain pencetakan kolam, pemasangan geomembran, konstruksi intake air laut dan tawar, serta pemasangan tiang listrik pada petakan kolam,” jelas Tebe dalam keterangan resmi, Senin (27/10).
Proyek BINS Karawang ditargetkan menghasilkan produktivitas tinggi, mencapai 84 ton per hektare per tahun, dengan volume produksi total 11.150 ton per tahun. Selain itu, program ini diharapkan mampu membuka 500 lapangan kerja baru bagi tenaga lokal.
Tebe menambahkan, berdasarkan Satu Data KKP, produksi ikan nila nasional menunjukkan tren peningkatan dalam tiga tahun terakhir, dari 1,35 juta ton pada 2022 menjadi 1,5 juta ton pada 2024 (angka sangat sementara).
Selain di Jawa, KKP juga menggarap kawasan ISF di Sumba Timur, sebagai upaya pemerataan pembangunan di luar Jawa. Proyek ini diproyeksikan memperkuat posisi Indonesia di pasar udang dunia, yang nilai pasarnya diperkirakan mencapai USD 140,4 miliar pada 2034.
Kawasan tambak ISF Sumba Timur ditargetkan mampu memproduksi 75.364 ton udang per tahun, dengan nilai ekonomi mencapai Rp 5,27 triliun. Proyek ini juga diprediksi menciptakan lebih dari 5.000 lapangan kerja baru.
"Seperti halnya kontribusi modeling budi daya udang di Kebumen, produksi udang nasional meningkat dari 918 ribu ton pada 2022 menjadi 952 ribu ton pada 2024. Kami optimistis kawasan tambak ISF di Sumba Timur akan menjadi game changer bagi pengembangan perikanan budidaya di kawasan timur Indonesia,” tegas Tebe.
Baca Juga: Penyerapan Kerja Menurun, Investasi Rp 1 Triliun Kini Hanya Serap 1.500 Kerja
Selanjutnya: Mendag Budi Santoso Dorong Koordinasi Lintas Pilar untuk Ketahanan Ekonomi ASEAN
Menarik Dibaca: Jadwal BWF World Tour 2025 Lengkap Total Hadiahnya, Siap-Siap Hylo Open
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













