Sumber: Reuters | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - TOKYO. Tekanan inflasi makin tinggi, Dana Moneter Internasional (IMF) menyarankan sejumlah bank sentral Asia segera menaikkan suku bunga. Menaikkan bunga sekarang, menurut IMF, lebih tepat dilakukan untuk mengendalikan inflasi.
Tekanan inflasi meningkat akibat lonjakan harga makanan dan bahan bakar yang disebabkan perang di Ukraina.
“Tekanan inflasi Asia yang tumbuh tetap lebih moderat dibandingkan dengan kawasan lain, tetapi kenaikan harga di banyak negara telah bergerak di atas target bank sentral,” tulis Krishna Srinivasan, Direktur Departemen Asia dan Pasifik IMF yang dikutip Reuters, Jumat (29/7).
Krishna mengatakan, beberapa negara perlu menaikkan suku dengan cepat karena inflasi sudah meluas ke inflasi inti. Ini untuk mencegah spiral ekspektasi inflasi dan upah yang nantinya akan membutuhkan kenaikan bunga lebih besar jika dibiarkan tidak terkendali.
Baca Juga: Bank Dunia Belum Menyiapkan Rencana Finansial Baru untuk Sri Lanka
Sebagian besar negara berkembang Asia telah mengalami arus keluar modal yang sebanding dengan yang terjadi pada tahun 2013, ketika imbal hasil obligasi global melonjak.
Indonesia tak disebut-sebut IMF. Krishna mencontohkan beberapa negara seperti India.
Menurut Krishna, arus modal keluar sangat besar terjadi di India, mencapai US$ 23 miliar sejak invasi Rusia ke Ukraina. Arus modal keluar asing juga terlihat di Korea Selatan dan Taiwan.
Pengetatan kondisi moneter akan membebani keuangan yang sudah memburuk di beberapa negara Asia, dan membatasi ruang lingkup bagi pembuat kebijakan untuk meredam pukulan ekonomi dari pandemi dengan pengeluaran fiskal.
Rasio negara Asia terhadap total utang global telah meningkat dari 25% sebelum krisis keuangan global menjadi 38% pasca Covid-19. Kenaikan utang ini meningkatkan kerentanan kawasan Asia terhadap perubahan kondisi keuangan global.
"Beberapa negara Asia mungkin perlu mengambil langkah-langkah seperti intervensi valuta asing dan kontrol modal untuk memerangi arus keluar dana yang tajam," kata Krishna.
Baca Juga: Ada Indonesia di Daftar Negara-negara yang Berpeluang Resesi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News