kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.443.000   4.000   0,28%
  • USD/IDR 15.405   0,00   0,00%
  • IDX 7.812   13,98   0,18%
  • KOMPAS100 1.184   -0,59   -0,05%
  • LQ45 959   0,88   0,09%
  • ISSI 227   0,13   0,06%
  • IDX30 489   0,88   0,18%
  • IDXHIDIV20 590   1,24   0,21%
  • IDX80 134   -0,05   -0,04%
  • IDXV30 139   -1,25   -0,90%
  • IDXQ30 163   0,24   0,15%

Rupiah Terus Melemah Mendekati Rp 16.000, Siapa yang Diuntungkan?


Senin, 30 Oktober 2023 / 16:55 WIB
Rupiah Terus Melemah Mendekati Rp 16.000, Siapa yang Diuntungkan?
ILUSTRASI. Pergerakan nilai tukar rupiah terus melemah dalam beberapa waktu terakhir. KONTAN/Cheppy A. Muchlis


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan nilai tukar rupiah terus melemah dalam beberapa waktu terakhir. Bahkan, kini nilai tukar rupiah sudah meleset dari asumsi dalam APBN 2023 yang dipatok Rp 14.800 per dolar Amerika Serikat (AS).

Di pasar spot, rupiah ditutup pada level Rp 15.890 per dolar Amerika Serikat (AS) di akhir perdagangan Senin (30/10), menguat 0,31% dari akhir pekan lalu yang ada di Rp 15.939 per dolar AS. Bila menghitung sepanjang tahun ini, rupiah spot melemah 1,99%.

Meski perlemahan nilai tukar rupiah ini cukup mengkhawatirkan, namun terdapat juga sisi positifnya. 

Baca Juga: Kompak, Rupiah Jisdor Menguat 0,16% ke Rp 15.916 Per Dolar AS Pada Senin (30/10)

Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara, mengungkapkan pihak yang merasakan manfaat dari pelemahan rupiah ini salah satunya para eksportir.

Hal ini karena, eksportir menjual barang-barang ekspor yang transaksinya dilakukan dalam mata dolar. Alhasil pendapatan yang diperoleh akan lebih besar jika dikonversikan ke rupiah, dengan kondisi rupiah saat ini.

“Salah satu manfaat adalah eksportir, kalau ekspor dan rupiahnya melemah, mereka terima rupiahnya menjadi lebih besar karena kan menjual barang ekspor dalam mata uang asing,” tutur Suahasil dalam konferensi pers APBN KITA, Rabu (25/10).

Dia menambahkan, eksportir akan semakin diuntungkan ketika mereka menjual produk yang memang diproduksi dalam negeri. Mulai dari barang modal hingga bahan bakunya yang berasal dari domestik.

“Ekspornya adalah barang yang diproduksi dalam negeri, dan produksi domestik input dari domestik ini akan jadi penerimaan yang baik bagi para eksportir kita,” jelasnya.

Dihubungi secara terpisah, Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Yusuf Rendy Manilet mengatakan, pelemahan nilai tukar rupiah ini akan memberikan dampak baik terhadap peningkatan penjualan produk terutama yang di ekspor.

“Misalnya ekspor untuk beberapa produk komoditas ini akan diuntungkan dari kondisi pelemahan nilai tukar. Dengan nilai ekspor yang potensinya lebih besar, ini akan ikut berdampak terhadap besaran yang kemudian bisa dipungut oleh pemerintah terutama dari pos-pos tertentu misalnya pos pajak sektor pertambangan. atau setoran penerimaan non pajak untuk sektor komoditas tertentu,” tutur Yusuf kepada Kontan.co.id, Senin (30/10).

Baca Juga: Rupiah Spot Menguat 0,31% ke Rp 15.890 Per Dolar AS Pada Senin (30/10)

Mengacu pada analisis sensitivitas APBN 2023 terhadap perubahan asumsi dasar ekonomi makro, setiap pelemahan nilai tukar rupiah Rp 100 per dolar AS, maka akan menambah penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sebesar Rp 1,4 triliun. Sementara itu dampaknya pada belanja perpajakan akan bertambah Rp 4 triliun.

Sementara itu, Analis Senior Indonesia Strategic and Economic Action Institution, Ronny P Sasmita juga sepakat, penerimaan PNBP dari sisi ekspor, impor dan berbagai pendapatan pajak dari aktifitas ekspor dan impor juga akan naik karena pelemahan nilai tukar rupiah.

Hal ini karena dana yang didapat eksportir dan dana yang dikeluarkan importir akan ikut naik. 

“Ini juga yang akhirnya berimbas pada nominal pajak yang mereka bayarkan,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management Principles (SCMP) Mastering Management and Strategic Leadership (MiniMBA 2024)

[X]
×