Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Pergerakan rupiah kian liar. Di pasar spot sampai dengan Senin (16/12), rupiah ditutup di level 12.105. Kurs tengah Bank Indonesia (BI) kondisi rupiah juga semakin mengenaskan. Rupiah berakhir melemah 0,19% ke level harga 12.105 per dolar Amerika Serikat, level terendah dalam hampir lima tahun terakhir.
Kurs tengah BI menunjukkan, rupiah anjlok 25% sejak akhir 2012. Rupiah juga merosot 19% di pasar spot pada periode yang sama. Dengan penurunan ini, rupiah mencatat kinerja terburuk di Asia.
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo memastikan bank sentral terus melakukan intervensi di pasar uang, guna menjaga pelemahan rupiah. Agus bilang, pelemahan rupiah yang telah mencapai 24% sejak awal tahun, mencerminkan kondisi fundamental ekonomi Indonesia.
"Selama tiga bulan terakhir BI selalu ada di pasar. Kondisi rupiah yang tembus 12.105 masih aman dan mencerminkan fundamental ekonomi Indonesia. Kondisi yang ada adalah kondisi mencerminkan dunia," kata Agus di Gedung Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (16/12) malam.
Agus mengungkapkan, kondisi pelemahan rupiah, terbukti mampu mendorong mempersempit defisit neraca transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) menjadi 3,8% pada kuartal III-2013 terhadap GDP. Sebelumnya, CAD sempat menyentuh level 4,4% terhadap GDP pada kuartal I-2013 dan kuartal II-2013.
"Sekarang sudah dilihat, angka CAD 2013 bisa di bawah 3%. Jadi ini menunjukkan kondisi yang lebih baik dan kita capai dalam waktu yang tidak terlalu lama. BI melakukan intervensi terukur untuk rupiah, jadi cadangan devisa masih ada di kisaran aman," ucap Agus.
Mantan Menteri Keuangan ini mengungkapkan, meski bank sentral aktif menjaga nilai tukar rupiah di pasar uang, namun pada saat yang bersamaan, pihaknya masih tetap dapat menjaga cadangan devisa setara dengan lima bulan impor. "Jadi walaupun BI aktif, sekaligus masih bisa menjaga cadev kurang lebih sama seperti bulan lalu, padahal situasinya sangat bergejolak," jelasnya.
Lebih lanjut Agus memastikan bahwa titik krisis rupiah diangka 12.500, merupakan spekulasi. Menurutnya, BI memiliki analisis tersendiri mengenai level rupiah terendah atau support dan juga level resisten rupiah. Agus memastikan, pelemahan rupiah saat ini yang sudah menembus 12.105, masih merupakan level yang aman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News