kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rupiah menguat, ini kata Gubernur Bank Indonesia (BI)


Senin, 28 Januari 2019 / 12:55 WIB
Rupiah menguat, ini kata Gubernur Bank Indonesia (BI)


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah terus mengalami pergerakan yang stabil dan menguat. Siang ini, bedasarkan Bloomberg, rupiah berada di level Rp 14.046 per dollar Asmerika Serikat (AS).

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo melihat penguatan ini didorong oleh empat hal yakni meningkatnya kepercayaan investor asing, terjalinnya koordinasi antara BI pemerintah dan OJK, bekerjanya mekanisme pasar dan ketahanan eksternal yang membaik.

Kepercayaan investor asing terus menguat dibuktikan dengan terus masuknya aliran modal asing melalui penanaman modal asing (PMA), investasi portfolio baik di obligasi, saham maupun aset keuangan lainnya. Selain itu, "Sinergi kebijakan antara pemerintah dan BI, OJK dan berbagai hal bisa terus mendukung prospek ekonomi yang lebih baik," ujar Perry, Senin (28/1).

Salah satunya adalah kebijakan yang baru saja dibahas pemerintah terkait simplifikasi prosedur ekspor. Nantinya, beberapa komoditas tidak diperlukan lagi mengisi Laporan Surveyor (LS) dan mengurangi komoditas dalam Larangan Terbatass (Lartas).

Selanjutnya koordinasi dengan pemerintah mengenai pendorongan ekspor baik otomotif, elektronik, garmen serta makanan dan minuman. Disamping itu juga adanya penggodogan kebijakan lanjutan untuk subtitusi impor untuk sektor baja dan farmasi.

Dari mekanisme pasar, Perry menyebut volume Domestic Non-deliverable Forward (DNDF) juga terus membaik meskipun dia tak menyebut angkanya. "Kami pastikan likuiditas valas ada baik di spot, swap dan DNDF," imbuhnya.

Fundamental neraca pembayaran juga cukup sehat. Dengan upaya pemerintah dan BI menekan defisit transaksi berjalan alias current account deficit (CAD) tahun ini hingga 2,5% dari PDB, serta neraca modal yang disebut Perry mengalami surplus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×