Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Dalam beberapa hari terakhir, rupiah kembali melemah ke level Rp 16.200 per dolar Amerika Serikat (AS).
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menilai, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan rupiah cenderung melemah.
Menurutnya, faktor yang dominan berasal dari dampak rilis notulensi bank sentral AS alias The Fed, yang mengafirmasi keraguan dari pejabat The Fed untuk segera menurunkan suku bunganya.
“Depresiasi berlanjut akibat berbagai pernyataan dari pejabat The Fed sepanjang minggu, yang merefleksikan bahwa sebagian dari mereka sepakat untuk lebih berhati-hati sebelum memutuskan memotong suku bunganya,” tutur Josua kepada Kontan, Senin (3/6).
Baca Juga: Ekonomi AS Lemah, Rupiah Terapresiasi pada Perdagangan Senin (3/6)
Ia menambahkan, dalam waktu dekat, dinamika pergerakan nilai tukar rupiah masih akan cenderung bergantung pada sentimen global, terutama dari sisi Eropa maupun juga AS.
Maka dari itu, ia memperkirakan tren pergerakan nilai tukar rupiah masih akan berkisar dalam rentang Rp 16.150 hingga Rp 16.350 per dolar AS dalam waktu dekat.
Sejalan dengan perkiraannya, bahwa The Fed akan mulai melakukan pemotongan suku bunga pada akhir tahun 2024, maka nilai tukar rupiah diperkirakan secara perlahan akan terapresiasi pada akhir tahun, dan bergerak pada rentang Rp 16.000 hingga 16.300 per dolar AS.
Sementara itu, Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengungkapkan, indeks penguatan dolar AS berpengaruh paling besar terhadap melemahnya nilai tukar rupiah.
Baca Juga: Dolar Menguat, Ini yang Akan Dilakukan Bank Indonesia
“Index dolar itu sebenarnya in line dengan Fed Fund Futures. Kalau Federal Funds Rate (FFR) naik, ada ekspektasi naik dan index dolar naik sementara rupiah melemah,” tutur David.
Ia memperkirakan dalam waktu dekat nilai tukar rupiah akan bergerak di kisaran Rp 16.000 hingga Rp 16.300 per dolar AS. “Rupiah bisa saja bergerak ke level Rp 15.000 per dolar AS, namun dengan kondisi saat ini belum,” ungkap David.
Untuk diketahui, kurs rupiah menguat tipis di awal Juni. Senin (3/6), kurs rupiah Jisdor menguat tipis 0,01% ke Rp 16.251 per dolar Amerika Serikat (AS) dari posisi akhir pekan lalu Rp 16.253 per dolar AS.
Baca Juga: Berbalik Menguat, Rupiah Spot Berbalik ke Rp 16.223 Per Dolar AS di Tengah Hari Ini
Pergerakan kurs rupiah Jisdor sejalan dengan rupiah di pasar spot. Kurs rupiah spot hari ini menguat 0,14% ke level Rp 16.230 per dolar AS dari posisi akhir pekan lalu Rp 16.253 per dolar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News