kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Rupiah bergejolak, ini kata Sri Mulyani


Selasa, 27 Februari 2018 / 16:57 WIB
Rupiah bergejolak, ini kata Sri Mulyani
ILUSTRASI. Mata uang rupiah pecahan Rp 50000 sebagai ilustrasi saham


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memperkirakan pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) masih akan rentan terhadap hasil rapat FOMC yang akan menghasilkan keputusan kenaikan suku bunga acuan AS sebanyak tiga kali tahun ini, yakni Maret, Juni, dan Desember.

Dengan demikian, jelang rapat FOMC di tiga bulan tersebut akan menjadi masa kritis bagi nilai tukar rupiah.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, nilai tukar rupiah ini terus dipantau dan dijaga oleh pemerintah. Oleh karena itu, pihaknya akan memperhatikan terus perubahan kebijakan di AS.

“Apakah kebijakan moneter, fiskal, perdagangan, itu semua akan menentukan apa yang disebut sentimen dan pergerakan atau volatilitas,” kata Sri Mulyani usai menghadiri acara High Level Conference Annual Meeting 2018 di Jakarta, Selasa (27/2).

Ia mengatakan, di sisi lain, nilai tukar rupiah selama ini selalu kompetitif. Bahkan selama kenaikan fed fund rate di tahun 2016 dan 2017, rupiah relatif stabil.

“Jadi, yang paling penting adalah kita menggambarkan nilai tukar rupiah yang cukup fleksibel tapi tetap stabil yang kemudian bisa menciptakan kepastian kepada dunia usaha tetapi juga tidak menimbulkan daya competitiveness yang tererosi karena nilai tukar itu sendiri,” jelasnya.

Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, BI hanya akan melakukan intervensi jika nilai tukar rupiah terhadap dollar AS sudah tidak sesuai dengan fundamental ekonomi Indonesia. Namun, saat ini nilai tukar rupiah masih dalam rentang fundamentalnya.

Adapun, cadangan devisa yang dikelola BI masih mampu untuk melakukan intervensi pasar apabila nilai tukar rupiah tidak sesuai dengan fundamentalnya. Catatan Agus, per akhir Januari 2018, cadangan devisa Indonesia sebesar US$ 131,98 miliar.

“Pasar uang kami anggap likuiditasnya bagus selama tiga tahun terakhir. Comfortability bagus, credibility-nya juga bagus. Sejauh ini, market menciptakan supply-demand yang cukup baik," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×