kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Rupiah bergejolak, BKPM lakukan kebijakan reformis


Selasa, 06 Maret 2018 / 19:13 WIB
Rupiah bergejolak, BKPM lakukan kebijakan reformis
ILUSTRASI. Kepala BKPM Tom Lembong memaparkan realisasi penanaman modal


Reporter: Arsy Ani Sucianingsih | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Koordinasi penanaman modal (BKPM) menilai pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) yang terus berlanjut akan berdampak pada iklim investasi.

Kepala BKPM Thomas Lembong mengatakan, saat ini di seluruh dunia tengah memasuki periode baru volatilitas, antara lain dengan semakin kencangnya pertumbuhan ekonomi di AS, yang berdampak pada inflasi dan kemudian berdampak ada cepatnya kenaikan suku bunga bank sentral Amerika (The Fed).

“Tentunya yang sekarang sedang disorot seluruh dunia adalah langkah proteksionis dari Trump dan juga smua perkembangan yang dinamis, yang harus kita wapadai,” ujar Thomas, Selasa (6/3).

Menurut Thomas, tahun ini volatitilas akan meningkat disertai dengan menurunnya stabilitas makro global di tengah momentum perutumbuhan ekonomi dunia menguat.

“Jadi kalau kita bicara bottom up momentum pertumbuhan ekonomi di Amerika, Uni Eropa, China, India dan Asia Tenggara, trennya cenderung menuju penguatan dan momentum ekonomi masih menguat, tapi trennya semakin tidak mulus, guncangan makin banyak,” kata Thomas.

Untuk itu dari sisi tanggungjawab BKPM, ini menambah urgensi dari reformasi kebijakan dan moderenisasi sistem dan rezim perizinan.

Menurut Thomas, menjadi lebih penting bagi BKPM untuk menjaga kredibilitas, kepercayaan dan hal tersebut akan bisa dicapai dengan kebijakan yang rasional, progresif dan berorientasi reformis.

“ini menjadi semakin penting di saat terjadi banyak guncangan akibat perkembangan moneter perkembangan fiskal dan kebijakan perdagangan yang tiba-tiba mengagetkan,” jelas Thomas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×