kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

RI jajakan proyek infrasruktur & energi ke Korea


Senin, 01 April 2013 / 09:26 WIB
RI jajakan proyek infrasruktur & energi ke Korea
ILUSTRASI. Ilustrasi stroke.


Reporter: Anna Suci Perwitasari |

JAKARTA. Selain membuat peraturan yang pro investor, pemerintah akan gencarkan berpromosi. Rencananya, bulan April ini, Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM) akan mengadakan promosi investasi ke Korea Selatan untuk menjajaki peluang investasi.

Kunjungan BKPM ke negara ginseng itu bakal digelar mulai April ini. Dalam kesempatan ini, pemerintah akan mempromosikan proyek-proyek yang menjadi prioritas dalam masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Selain itu, sektor investasi yang mendapat pembebasan pajak penghasilan korporasi alias tax holiday jadi prioritas.

Himawan Hariyoga, Deputi Promosi BKPM menjelaskan, kedatangan delegasi Indonesia ke Korea Selatan sekaligus memenuhi undangan dari Korean Asean Center. Lembaga ini yang memfasilitasi kerjasama Korea Selatan dengan ASEAN. Antara lain untuk membuat pusat fasilitas yang bisa menjembatani keinginan pengusaha Korea berinvestasi di negara Asia Tenggara.

Selain itu, beberapa proyek yang akan ditawarkan adalah mengenai proyek renewable energi dan juga infrastruktur. "Kami berharap ada perusahaan dari Korea Selatan yang mau membangun industri permesinan di Indonesia," katanya, pekan lalu.

Pertimbangannya, selama ini penjualan otomotif di Indonesia terus menanjak. Tapi, bila pengadaan mesin-mesin selalu tergantung dari negara lain, maka neraca impor akan terus naik. Beda halnya bila ada penanam modal asing (PMA) yang mendirikan pabrik permesinan di Indonesia.

Tak cuma sektor mesin industri, Himawan menjelaskan, proyek-proyek hilirisasi beberapa sektor industri, misalnya pemurnian tembaga. Pemerintah juga akan terus menawarkan proyek infrastruktur degan berbagai tawaran kemudahan perizinan dan perpajakan yakni tax holiday.

Sementara untuk consumer product, BKPM melihat sudah tidak perlu ada insentif lantaran pasar Indonesia sangat besar terlebih untuk jumlah konsumennya.

Himawan memaparkan, saat ini BKPM banyak menyetujui proposal investasi yang berasal dari investor asal Korea Selatan. Ia berharap tahun ini mereka bisa merealisasikan janji investasi ke Indonesia. "Cuma, kami memang agak concern dengan pelambatan persetujuan di 2012 yang bisa berdampak pada 2014. Mudah-mudahan cuma fenomena sesaat," harapnya.

Asal tahu saja, Korea Selatan menjadi negara ketiga sasaran investasi di Indonesia. Tak heran, jika dalam dua tahun terakhir, ekspansi perusahaan negara ini lumayan besar. BKPM mencatat investasi Korea Selatan selalu ada di posisi ketiga di bawah Singapura dan Jepang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×