kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.846.000   69.000   3,88%
  • USD/IDR 16.804   66,00   0,39%
  • IDX 6.254   286,04   4,79%
  • KOMPAS100 892   48,19   5,71%
  • LQ45 707   37,74   5,64%
  • ISSI 193   7,28   3,92%
  • IDX30 373   19,75   5,60%
  • IDXHIDIV20 451   19,32   4,47%
  • IDX80 101   5,64   5,89%
  • IDXV30 106   4,60   4,54%
  • IDXQ30 123   5,40   4,59%

RI incar investasi dapen asal Jepang dan Eropa


Kamis, 08 Juni 2017 / 20:32 WIB
RI incar investasi dapen asal Jepang dan Eropa


Reporter: Elisabeth Adventa | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Menteri Koordinator (Menko) bidang Perekonomian, Darmin Nasution mengatakan pemerintah saat ini tengah berusaha menarik investasi asing yang berasal dari dana pensiun di Jepang dan Eropa. Apalagi saat ini Indonesia telah mendapatkan label layak investasi atau investment grade dari Standard and Poors (S&P). 

“Jepang dan Eropa tidak pernah mau berinvestasi kalau belum full investment grade. Mereka sangat hati-hati, apalagi bila menggunakan dana pensiun. Maka dari itu perlu waktu, tidak perlu terburu-buru, ungkap Darmin, Rabu (7/6).

Ia mengatakan, jika selama ini ada investor yang memilih berinvestasi di Indonesia, biasanya karena keberanian dalam berspekulasi saja.

Pension fund atau dana pensiun merupakan pengumpulan dana jangka panjang, sehingga nasabah akan tahu biaya yang ia miliki sampai dengan 15-20 tahun ke depan.

Karena merupakan pengumpulan dana jangka panjang, Darmin melanjutkan, pengambilan dan penyampaian investasi dilakukan secara bertahap. Investor akan lebih memilih agar investasi mereka stabil.

Meski tidak memasang target yang ambisius dan terburu-buru, Darmin menilai aliran investasi tersebut tetap bisa masuk ke Indonesia. Maka pemerintah membuat target pertumbuhan indikator investasi yang dituangkan dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (R-APBN) 2018 sebesar 8% pada tahun depan dapat tercapai.

Di samping itu, Indonesia berpeluang untuk mangakses dana investasi (investment fund) sebesar US$ 700 miliar. Perbaikan rating utang Indonesia dari BB+ ke BBB- memberi peluang Indonesia untuk menawarkan surat berharganya.

Untuk menunjang semua peluang tersebut, Darmin menyebutkan, pemerintah tengah membereskan tata niaga di pelabuhan. Salah satu cara yang ditempuh adalah dengan menyiapkan Paket Kebijakan Ekonomi (PKE) ke-15.

Di dalamnya juga menyinggung soal insentif di sektor logistik. Pemerintah menargetkan, perbaikan tata niaga pelabuhan bisa rampung dalam kurun waktu tiga bulan mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×