kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.913.000   17.000   0,90%
  • USD/IDR 16.250   24,00   0,15%
  • IDX 6.853   -62,65   -0,91%
  • KOMPAS100 997   -10,66   -1,06%
  • LQ45 762   -8,22   -1,07%
  • ISSI 225   -2,24   -0,99%
  • IDX30 393   -4,12   -1,04%
  • IDXHIDIV20 456   -3,01   -0,66%
  • IDX80 112   -1,24   -1,09%
  • IDXV30 113   -0,95   -0,84%
  • IDXQ30 128   -0,98   -0,76%

Respons Kenaikan Harga Energi Global, Ini Kata Kepala BKF


Jumat, 13 Mei 2022 / 13:06 WIB
Respons Kenaikan Harga Energi Global, Ini Kata Kepala BKF
ILUSTRASI. Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Febrio Kacaribu. Respons Kenaikan Harga Energi Global, Ini Kata Kepala BKF.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Risiko masih membayangi perjalanan menuju pemulihan ekonomi Indonesia. Salah satu tantangan yang dihadapi Indonesia saat ini adalah kenaikan harga komoditas global, termasuk harga energi.

Yang menjadi kekhawatiran, ini akan memengaruhi tingkat inflasi dalam negeri. Bahkan, ditakutkan bisa menggerus daya beli masyarakat karena lambungan harga tersebut sehingga pemerintah harus menyiapkan bantalan kuat untuk menjaga daya beli masyarakat. 

Selama ini, pemerintah memang sudah mengalokasikan belanja subsidi bagi masyarakat, baik itu subsidi energi dan non energi. Nah, dengan lambungan harga energi tersebut, Badan Kebijakan Fiskal (BKF) menyiratkan, saat ini pemerintah tengah menghitung potensi tambahan subsidi energi dalam anggaran tahun ini.

Sayangnya, Kepala BKF Febrio N. Kacaribu menegaskan dirinya masih belum bisa memberi gambaran berapa dana tambahan yang harus disiapkan pemerintah untuk hal ini.

Baca Juga: Harga Minyak Berbalik Menguat 1% di Pagi Ini (13/5), WTI ke US$ 107,13 Per Barel

“Kami siapkan range (kisaran). Berapa persisnya akan sangat bergantung dari hitungan hari ke hari, dan berapa lama harga ini akan bertahan cukup tinggi,” tegasnya dalam media briefing, Jumat (13/9) secara daring. 

Akan tetapi, Febrio juga melihat, peningkatan harga komoditas global ini bisa memberikan tambahan pada penerimaan negara. Sebelumnya juga diyakini oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani bahwa kenaikan harga komoditas global bakal menyundut penerimaan negara tahun ini hingga 11%. 

Dengan kondisi tersebut, Febrio masih yakin Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) bisa menjadi shock absorber (peredam risiko), tetap kuat, dan bahkan tetap berjalan sehat. 

Dirinya dan jajaran otoritas akan terus melakukan mitigasi dan evaluasi terkait berjalannya anggaran, agar kebijakan yang nanti diambil akan tetap berjalan dengan baik, defisit anggaran bisa kembali di bawah 3% pada tahun depan, dan daya beli masyarakat tetap terjaga. 

Baca Juga: Inflasi AS Menyeret Bursa Asia ke Zona Merah pada Kamis (12/5)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×