Reporter: Martina Prianti | Editor: Djumyati P.
JAKARTA. Pemerintah akan melakukan dua jurus sebagai antisipasi meredam lonjakan harga beras lantaran naiknya permintaan pada Bulan Ramadan mendatang.
Sutarto Alimoesa, Direktur Perum Bulog mengatakan, langkah pertama yang akan dilakukan pemerintah adalah melanjutkan program operasi pasar (OP). “OP akan terus dilakukan bahkan pemerintah melakukan evaluasi harga beras OP karena ada penilaian harga berasnya mahal. Besok akan diumumkan,” ucap Sutarto usai mengikuti rakor pangan di kantor menko perekonomian, Senin (2/8).
Harga beras yang dimaksud berdasarkan keputusan menteri perdagangan adalah Rp 5.800 per kilogram (kg). Harga beras OP bisa setinggi itu karena harga beras dari Bulog sudah Rp 5.630 per kg ditambahkan biaya operasional. “Selama ini ada harga OP yang berada di atas harga grosir yang hanya Rp 5.600 per kg. Penetapan harga beras OP, akan tergantung daerahnya,” lanjut Sutarto.
Menurut Sutarto, keberatan masyarakat mengenai harga beras OP itu bisa jadi lantaran penetapannya ditetapkan pada akhir bulan dan banyak masyarakat yang sudah membeli beras.
Langkah kedua yang akan dilakukan pemerintah, kata Sutarto adalah mempercepat penyaluran Raskin. “Kebutuhan masyarakat di bulan puasa meningkat karena itu penyaluran raskin yang untuk bulan September akan disalurkan bulan Agustus. Jadi Agustus ada dua kali penyaluran raskin,” jelas Sutarto.
Tiap bulan, Bulog menyalurkan 290 ribu ton beras untuk 17,5 juta rumah tangga miskin (RTM) yang menjadi sasaran penerima Bulog. Pagu Raskin pada tahun ini sendiri 2,72 juta ton. Nah hingga akhir bulan lalu, Bulog telah menyalurkan 1,55 juta ton. “Dengan mempercepat raskin, beban masyarakat akan berkurang,” ucap Sutarto.
Bulog juga berencana akan menggelar pasar murah untuk beras kategori beras premium. Sutarto menjelaskan, meski penjualan beras premium merupakan celah bagi Bulog untuk mendapatkan keuntungan tetapi Bulog tetap akan menjaga fungsinya sebagai stabilisator harga.
Penjualan harga beras di bawah harga premium merupakan satu-satunya cara. Dia mencontohkan, penjualan beras premium di Nusa Tenggara Barat dan Malang misalnya, Bulog penjualan harga lebih murah. Harga beras premium dari Bulog sendiri Rp 6.300 per kg. “Harganya di premium di NTB mencapai Rp 6.700 per kg. Makanya 137 unit pengolahan gabah dan beras di seluruh Indonesia akan lebih diefektifkan untuk menjaga stabilisasi harga beras premium,” paparnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News