Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Realisasi pembayaran cicilan pokok utang luar negeri di tahun 2013 ternyata di bawah target yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) tahun 2013. Dalam APBN-P 2013, pemerintah sebetulnya berencana membayar cicilan pokok utang sebesar Rp 59,2 triliun. Namun, hingga akhir Desember 2013, realisasinya hanya sebesar 96,6% dari target atau sebesar Rp 57,2 triliun.
Menteri Keuangan Chatib Basri menjelaskan, pemerintah memang sedang melakukan pengetatan anggaran. Selain itu, menguatnya nilai tukar rupiah terhadap yen pada tahun 2013 menjadi penyebab berkurangnya realisasi pembayaran cicilan utang luar negeri. "Utang kita memang didominasi dalam mata uang asing," ujar Chatib, senin (20/1) di Jakarta.
Chatib juga bilang, kondisi itu memang menguntungkan bagi Indonesia, karena beban utang yang dibayarkan jadi berkurang. Sebagai informasi, ditahun 2014 pemerintah menargetkan pembayaran cicilan utang luar neheri sebesar Rp 58,81 triliun, dengan target rasio utang sebesar 23,4%.
Pemerintah memang berharap rasio utang terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) terus berkurang. Hingga akhir tahun, realisasi rasio utang terhadap PDB mencapai 23,4%. Jumlah rasio utang memang cenderung menurun dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2012 saja, rasio utang terhadap PDB mencapai 24,%, pada tahun 2011 sebesar 24,4%, tahun 2010 sebesar 26,1%, dan tahun 2009 sebesar 28,4%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News