Reporter: Grace Olivia | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Realisasi investasi di luar Pulau Jawa mengalami pertumbuhan yang positif. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dalam laporan realisasi investasi kuartal I-2019, Selasa (30/4), mencatat, investasi di luar Jawa tumbuh 16,7% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (yoy).
"Hal yang menggembirakan terjadi tren peningkatan investasi di luar Jawa. Capaian ini disumbang oleh investasi di Indonesia bagian timur," kata Kepala BKPM Thomas Lembong dalam konferensi pers.
Peningkatan realisasi investasi di Indonesia bagian timur, lanjutnya, terjadi khususnya di sektor pengolahan hasil tambang yang notabene penting dalam upaya peningkatan ekspor.
Sektor pariwisata di Indonesia bagian timur, menurut Lembong, juga dapat terus dikembangkan, terutama pariwisata bahari dan wisata minat khusus yang dapat mendiversifikasi destinasi di Indonesia.
Periode Januari-Maret, realisasi investasi baik Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA), tercatat mencapai Rp 195,1 triliun atau naik 5,3% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (yoy).
Realisasi investasi di luar Jawa mencapai Rp 85,8 triliun, naik 16,7% yoy dari sebelumnya yang hanya sebesar Rp 73,5 triliun. Sementara, realisasi investasi di Pulau Jawa tercatat sebesar Rp 109,3 triliun.
Dari sisi sektor usahanya, realisasi PMDN dan PMA terbesar dicatat oleh sektor transportasi, gudang, dan telekomunikasi yaitu Rp 37,3 triliun atau 19,1% dari keseluruhan. Disusul oleh sektor listrik, gas, dan air sebesar Rp 33,2 triliun atau 17%, sektor konstruksi sebesar Rp 19,5 triliun atau 10%, sektor perumahan, kawasan industri dan perkantoran sebesar Rp 18,8 triliun, serta sektor pertambangan senilai Rp 15,1 triliun atau 7,7% dari total realisasi kuartal I-2019.
Ditinjau dari negara asal PMA, Singapura masih menjadi sumber investasi asing terbesar dengan nilai US$ 1,7 miliar atau 24% dari total realisasi. Posisi kedua yaitu China dengan investasi US$ 1,2 miliar atau 16,1%. Disusul investor Jepang dengan total US$ 1,1 miliar, Malaysia US$ 700 juta, dan Hongkong US$ 600 juta.
Lembong mengatakan, seiring diluncurkannya program Koordinasi Pengawalan Investasi Memanfaatkan Aplikasi (Kopi Mantap) pada Maret lalu, BKPM bersama pemerintah daerah dan kementerian lembaga terkait akan terus mengawal realisasi investasi dalam rangka fasilitasi kendala investasi dan percepatan peningkatan realisasi investasi.
"Kami persilakan bagi investor yang mengalami permasalahan dalam merealisasikan investasinya, dapat berkomunikasi atau datang langsung ke kantor BKPM," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News