kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Reaktivasi SBI kali ini tidak sebabkan defisit anggaran BI


Jumat, 20 Juli 2018 / 17:55 WIB
Reaktivasi SBI kali ini tidak sebabkan defisit anggaran BI
ILUSTRASI. Logo Bank Indonesia (BI)


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Untuk meningkatkan daya tarik investor, Bank Indonesia (BI) berencana untuk reaktivasi penerbitan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) tenor 9 dan 12 bulan.

Dulu, SBI sempat menjadi biang kerok defisit anggaran BI. Sebab, dengan pakai SBI, maka yang bayar bunganya adalah BI.

Lazimnya, bunga SBI sebesar suku bunga acuan atau sedikit lebih tinggi. Bunga dari SBI yang sangat besar setiap tahunnya itulah, yang harus ditanggung oleh BI menjadi biaya operasi moneter.

Direktur Penelitian Center of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah mengatakan, rencana reaktivasi SBI kali ini kemungkinan tidak menyebabkan defisit seperti dulu. Sebab, rencananya sertifikat deposito Bank Indonesia (SDBI) dengan tenor yang sama akan dinonaktifkan sehingga dampaknya terhadap besarnya kontraksi moneter tidak besar.

“Kebijakan ini dari sisi internal BI tdk menimbulkan tambahan biaya yang bisa menyebabkan defisit BI karena direncanakan akan diikuti dengan menonaktifman SDBI 9 dan 12 bulan. Jadi secara biaya sama saja,” ujar Piter kepada Kontan.co.id, Jumat (20/7).

Ia mengatakan, rencana BI kembali mengaktifkan SBI 9 dan 12 bulan adalah langkah yang baik untuk jangka pendek karena bisa menambah daya tarik bagi masuknya modal asing di tengah derasnya capital outflow.

Dari sisi mitigasi risiko di masa depan, kata dia, penggunaan SBI tenor 9 sd 12 bulan memungkinkan BI untuk kembali mengembangkan kebijakan capital flows manajemen seperti menerapkan kembali 6 months holding period.

“Tapi ini tentunya hanya bisa diambil ketika pasar sudah kembali stabil,” kata dia.

“Saat ini memerlukan semua upaya untuk menarik kembali aliran modal yang sudah keluar. Itu yang lebih penting,” lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×