Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Pertanian (Kementan) akan melakukan investigasi terkait adanya laporan ratusan sapi impor dari Australia mati saat menuju ke Indonesia yang diduga karena wabah.
Direktur Kesehatan Hewan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Nuryani Zainuddin mengatakan selama proses investasi berlangsung pihaknya juga menghentikan sementara pemasukan sapi impor dari Australia.
"Kementerian Pertanian akan melakukan penutupan sementara 1 (satu) register premise dari sumber ternak tersebut sampai investigasi dinyatakan selesai," jelas Nuryani pada Kontan.co.id, Kamis (28/3).
Kementan telah mendengar kabar wabah penyakit yang menyebabkan sapi hidup dari Australia yang akan dikirim ke Indonesia mati di Kapal Brahman Express.
Kabar tersebut disampaikan langsung Pemerintah Australia melalui pesan whatsapp beberapa waktu lalu. Meski begitu, pihaknya tidak menjelaskan detil berapa banyak sapi yang telah mati dan yang kemudian akan masuk ke Indonesia.
"Kami masih melakukan investigasi berkoordinasi dengan Badan Karantina Indonesia dan bekerja sama dengan pemerintah Australiau ntuk melakukan investigasi kasus tersebut," kata Niuryani.
Baca Juga: Ratusan Sapi Impor dari Australia Mati, Pasokan Daging Terganggu?
Sebelumnya, Juru Bicara Dewan Eksportir Tenak Australia mengonfimasi bahwa setidaknya ada 100 ekor sapi mati dalam perjalanan menuju ke Indonesia.
Seorang eksportir yang menggunakan kapal Brahman Express menginformasikan kepada pemerintah Australia terkait insiden tersebut.
“Dugaan awal bahwa ini adalah kasus botulisme, dengan hewan yang terkena dampak berasal dari satu peternakan,” kata dewan tersebut seperti dikutip Bloomberg, Selasa (26/3).
Penyakit botulisme ini dapat menyerang manusia dan hewan, menyebabkan kelumpuhan otot.
Menurut data pelacakan kapal, Brahman Express berangkat dari Darwin menuju Indonesia pada pertengahan Maret. Dewan eksportir mengatakan bahwa hewan-hewan tersebut telah dipulangkan pada Minggu (24/03).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News