kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Rating Indonesia tetap, sinyal positif global bond


Kamis, 21 Februari 2013 / 04:47 WIB
ILUSTRASI. LPEM UI memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal III-2021 sekitar 3,5%-4%.


Reporter: Herlina KD | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Meski kinerja neraca pembayaran Indonesia pada tahun 2012 tak sebaik tahun sebelumnya, namun lembaga pemeringkat utang Fitch Rating's tetap mempertahankan rating utang pemerintah Indonesia di level BBB-. Pemerintah menilai, stabilnya peringkat utang Indonesia ini bakal berdampak positif pada rencana Indonesia untuk menerbitkan global bonds pada tahun ini.

Menteri Keuangan Agus Martowardojo menuturkan kinerja ekonomi Indonesia tahun 2012 cukup bagus di tengah ketidakpastian ekonomi global. Pada tahun 2012, ekonomi Indonesia masih tumbuh 6,2% yang salah satunya ditopang oleh investasi. "Ini membuat optimisme dari rating agency juga melihat Indonesia secara positif, dan akan tetap baik pada tahun 2013," ujarnya Rabu (20/2).

Agus menambahkan, stabilnya peringkat utang Indonesia ini bakal berdampak positif bagi rencana Indonesia untuk menerbitkan global bonds pada tahun ini. Hanya saja, Agus masih enggan membeberkan kapan pemerintah bakal menerbitkan global bonds dan berapa besar nominalnya.

Namun, Agus memberikan sinyal bahwa di awal tahun biasanya pasar obligasi masih cukup baik. Menurutnya, saat ini pemerintah masih mempelajari rencana penerbitan global bonds. 

Agus mengakui, selama ini pemerintah lebih banyak menerbitkan surat utang negara (SUN) dalam denominasi rupiah. Meski imbal hasil SUN rupiah terus menurun dari waktu ke waktu, namun jika dibanding dengan SUN valas, imbal hasil SUN rupiah masih jauh lebih tinggi. Alhasil, saat ini beban bunga yang harus ditanggung pemerintah masih cukup besar.

Makanya, pemerintah terus memperbaiki sistem pengelolaan utang pemerintah. Tujuannya, "Supaya kita bisa mengelola aset dan kewajiban (liability) kita, termasuk mengelola utang luar negeri dan dalam negeri yang lebih baik, sehingga membuat rasio pengelolaan utang kita akan lebih baik," jelas Agus. 

Sebelumnya, Direktur Surat Utang Negara (SUN) Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan Loto Srinaita Ginting mengungkapkan, Untuk penarikan pembiayaan dari luar negeri, tahun 2013 pemerintah berencana menerbitkan global bonds baik konvensional maupun sukuk. 

Loto menuturkan, setidaknya pemerintah akan menerbitkan global bonds baik konvensional maupun sukuk global yang penerbitannya bisa pada semester I maupun semester II. Jika kebutuhannya lebih besar, kata Loto bisa jadi pemerintah akan menerbitkan dua kali global bonds konvensional dan satu kali sukuk global.

Di luar itu, pada semester II 2012 pemerintah juga berencana untuk menerbitkan SBN valas domestik. Saat ini, Loto bilang pemerintah masih berkoordinasi dengan Bank Indonesia untuk menyiapkan infrastruktur pendukungnya. 

Catatan saja, dalam APBN 2013 pemerintah menetapkan defisit APBN sebesar 1,65% dari PDB atau Rp 153,3 triliun. Pembiayaan defisit anggaran ini melalui pembiayaan utang dan non utang. untuk menambal defisit APBN pada tahun 2013 pemerintah berencana menerbitkan SBN bruto sebesar Rp 281,77 triliun. Secara neto, penerbitan SBN sebesar Rp 180,4 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×