kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Rating baru Fitch jadi bantalan sentimen negatif


Kamis, 21 Desember 2017 / 15:56 WIB
Rating baru Fitch jadi bantalan sentimen negatif


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lembaga pemeringkat internasional Fitch Ratings (Fitch) meningkatkan peringkat Indonesia dari BBB- dengan outlook positif menjadi BBB dengan outlook stabil pada 20 Desember 2017. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai, pengakuan internasional ini akan menjadi bantalan Indonesia untuk mengadapi risiko global.

Sri Mulyani mengatakan, dalam jangka pendek, kenaikan peringkat ini membuat kepercayaan investor terhadap Indonesia semakin baik. Hal itu lanjut dia, merupakan hal yang paling dibutuhkan saat risiko global semakin meningkat dan berpotensi menimbulkan sentimen negatif.

"Kalau Indonesia makin memiliki pondasi yang baik dan diakui oleh internasional maka Indonesia akan bisa terbebas dari sentimen negatif hanya gara-gara negara maju lakukan policy. Jadi kita bisa memiliki tambahan ketahanan untuk tersapu dari sentimen-sentimen," kata Sri Mulyani di Kantor Pelaynan Perbendaharaan Negara (KPPN) Jakarta II, Kamis (21/12).

Salah satu sentimen negatif yang dimaksud, yakni diloloskannya rencana reformasi perpajakan Amerika Serikat (AS) oleh senat AS. Hal itu memberikan dampak terhadap kepercayaan ekonomi AS sehingga dana-dana asing yang ditanamkan di luar AS kembali ke AS.

Meski begitu, Sri Mulyani juga mengatakan, pihaknya tentu belum puas atas capaian yang diterima. Indonesia lanjut dia, akan puas jika telah mencapai peringkat tertinggi yaitu AAA. Oleh karena itu, Indonesia harus perlu lebih kerja keras lagi. Utamanya menjaga APBN agar memiliki buffer yang cukup.

"Dalam mengelola keuangan ada hal yang 100% bisa diprediksi, ada sifatnya external shock. Jadi bahaimana kita bisa selalu mengidentifiksi potensi risiko itu dan bagaimana kita bisa mengelola potensi risiko itu," tambahnya.

Meski begitu, Sri Mulyani mengapresiasi kinerja kementerian atau lembaga (K/L) dan pemerintah daerah yang terus memperbaiki sistem pengelolaan keuangan negara dengan membuat pembukuan dan transparansi yang baik dan mengkaji setiap risiko yang berpotensi muncul.

Ia meyakini, Indonesia masih menjadi negara yang cukup nyaman bagi investor yang ingin menamkan dananya. Sebab, pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih tinggi dari AS, demografi juga lebih mudah dari AS, dan ekonomi yang lebih tinggi dari AS.

Presiden Joko Widodo lanjut dia, juga telah menginstruksikan untuk memperbaiki kemudahan dalam berusaha dan membuat berbagai kebijakan untuk memperbaiki iklim investasi lainnya dengan tujuan untuk membuat ekonomi tumbuh lebih tinggi lagi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×