kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.606.000   15.000   0,94%
  • USD/IDR 16.290   50,00   0,31%
  • IDX 7.257   75,31   1,05%
  • KOMPAS100 1.072   13,85   1,31%
  • LQ45 846   11,73   1,41%
  • ISSI 216   3,00   1,41%
  • IDX30 435   5,37   1,25%
  • IDXHIDIV20 520   7,40   1,44%
  • IDX80 122   1,62   1,34%
  • IDXV30 124   0,62   0,50%
  • IDXQ30 143   2,07   1,47%

Rasio Pembayaran Utang Indonesia Diperkirakan Meningkat Hingga Menjadi 19%


Rabu, 15 November 2023 / 18:36 WIB
Rasio Pembayaran Utang Indonesia Diperkirakan Meningkat Hingga Menjadi 19%
ILUSTRASI. Rasio pembayaran utang atau Debt Service Ratio (DSR) Tier-1 Indonesia diperkirakan kembali meningkat.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Rasio pembayaran utang atau Debt Service Ratio (DSR) Tier-1 Indonesia diperkirakan kembali meningkat. Hal ini sejalan dengan kinerja ekspor yang mulai menurun.

Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menyampaikan, saat ini tren DSR sudah mulai naik. Ini terjadi karena kinerja ekspor mulai mengalami penurunan secara akumulatif dari  Januari hingga Oktober 2023 atau turun 15,1% year on year (yoy).

“Masalah utama ada pada sisi kinerja menghasilkan penerimaan valas untuk membayar utangnya. Meskipun laju penambahan utang luar negerinya kontraksi 7,6% yoy per Oktober 2023 tapi ekspornya lebih dalam lagi turunnya,” tutur Bhima kepada Kontan.co.id, Rabu (15/11).

Baca Juga: Ekonomi Menggeliat, Debt Service Ratio di Kuartal III 2023 Meningkat

Untuk diketahui, DSR sempat turun sejak kuartal II 2022 lalu yakni menjadi 18%, atau turun dari kuartal I 2022 yang sebesar 20,24%. Kemudian DSR terus menurun hingga kuartal I 2023 yakni sebesar 16,41%.

Hanya saja, berdasarkan data Statistik Utang Luar Negeri Indonesia (SULNI) edisi November 2023, DSR tier-1 pada kuartal III 2023 tercatat meningkat menjadi 17,71%. Angka ini meningkat dari DSR tier-1 pada akhir kuartal II 2023 yang sebesar 17,37%.

Bhima memperkirakan, ke depan DSR bisa meningkat kembali di kisaran 18% hingga 19%. Hal ini terjadi karena pada akhir tahun, kebutuhan pembiayaan pemerintah termasuk frontloading cukup tinggi.

“Selain itu swasta juga butuh penerbitan utang baru untuk belanja bahan baku awal tahun,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×