kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekonom: Gagal Bayar Utang AS Bisa Jadi Ancaman Serius Dunia


Minggu, 21 Mei 2023 / 13:15 WIB
Ekonom: Gagal Bayar Utang AS Bisa Jadi Ancaman Serius Dunia
ILUSTRASI. Bila pada era sekarang AS tidak bisa menangkal potensi gagal bayar utang, maka akan ada dampak pada ekonomi global. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/foc.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Amerika Serikat (AS) tengah menghadapi keterbatasan anggaran yang berpotensi pada kegagalan pembayaran utang. 

Berdasarkan data pemerintah AS, sejak Januari 2023, utang AS sudah menembus batas tertinggi sebesar US$ 31,46 triliun atau 137% dari produk domestik bruto (PDB). 

Ini menyebabkan pemerintah AS tidak bisa menerbitkan obligasi lagi untuk membiayai belanja, termasuk membayar utang. 

Dengan demikian, pemerintah serta dewan perwakilan rakyat AS membuka kemungkinan untuk menaikkan plafon utang, menunda pembayaran utang, atau memangkas anggaran operasional negara. 

Baca Juga: Ekonom: Janet Yellen Hanya Menggertak Soal AS Kehabisan Uang awal Juni

Kepala Ekonom DRI Rima Prama Artha mengungkapkan, AS tidak pernah mengalami gagal bayar utang sebelumnya. 

Memang, pada tahun 2011 dan 2013 silam, AS pernah diguncang ancaman serupa. Namun, bisa dicegah dengan adanya penundaan pembayaran utang, kenaikan plafon utang, dan efisiensi anggaran pemerintah. 

Nah, bila pada era sekarang AS tidak bisa menangkal potensi gagal bayar utang tersebut, maka akan ada dampak pada ekonomi global. 

"Jika hal tersebut terjadi, maka akan menimbulkan goncangan pada perekonomian global," terang Rima dalam laporan DRI edisi Mei 2023. 

Ia merinci dampak gagal bayar utang AS ke ekonomi global. 

Baca Juga: Bank Dunia Sebut Enam Negara Pasifik Ini Berisiko Mengalami Kesulitan Utang

Pertama, akan ada kenaikan suku bunga global, termasuk imbal hasil obligasi pemerintah karena potensi kenaikan imbal hasil US Treasury. 

Kedua, guncangan di pasar keuangan global akibat aksi investor yang memindahkan dananya ke aset lebih aman (safe haven asset). 

Ketiga, penurunan volume perdagangan dunia karena pelemahan ekonomi AS yang menyebabkan penurunan aktivitas ekspor dan impor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×