Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Kepala Indonesia Research Center (IRC), Yunita Mandolang, mengakui lembaganya mendapatkan dana untuk melakukan hitung cepat atau quick count pemilu presiden 2014 dari tiga stasiun televisi milik MNC Group, yakni RCTI, MNC TV, dan Global TV. Menurut dia, dana yang digunakan untuk membiayai hitung cepat mencapai 2,5 Miliar.
Namun, Yunita membantah jika akibat pendanaan itu, survei yang dilakukan lembaganya dimanipulasi untuk memenangkan salah satu pasangan calon.
MNC adalah perusahaan milik Harry Tanoesoedibjo, yang merupakan pendukung pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Berdasarkan hasil hitung cepat IRC, Prabowo-Hatta unggul dengan dukungan 51,11 persen dan Joko Widodo-Jusuf Kalla mendapat 48,89 persen suara.
"Itu kan hanya kerjasama penyiaran saja. Mereka mendanai kita dan mereka bisa menyiarkan hasil hitung cepat kita," kata Yunita dalam diskusi di Jakarta, Sabtu (12/7/2014).
Dalam kesempatan itu, Yunita juga membantah informasi yang beredar bahwa IRC berada di bawah naungan MNC Group atau pun milik Harry Tanoesoedibjo. Dia menilai, informasi itu muncul di masyarakat karena lembaganya bekerjasama dengan tiga televisi MNC itu.
"Kantor kita juga memang di MNC Tower, tapi kita beda, hanya lokasinya juga yang sama," ujarnya.
Sementara itu, lembaga lain yang juga memenangkan Prabowo-Hatta, Puskaptis, ikut mengungkap sumber dananya dalam diskusi itu. Direktur Eksekutif Husein Yazid mengatakan, pihaknya membiayai sendiri surveinya, meskipun hasil survei itu ditayangkan di TV One.
"Totalnya sekitar 1,2 Miliar, itu biaya kita. TV One untuk publikasi saja," ujar dia.
Adapun Lingkaran Survei Indonesia mengaku membiayai sendiri hitung cepat yang menghasilkan Jokowi-JK unggul.
"(Total biaya) Rp 1 miliar, tepatnya sekitar Rp 1,2 miliar, biaya sendiri," ujar peneliti LSI Adjie Alfaraby. (Ihsanuddin)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News