Reporter: Asnil Bambani Amri |
JAKARTA. Puluhan warga yang mengaku mantan pekerja PT Timah Tbk menduduki kantor pusat PT Timah. Mereka meminta perusahaan pelat merah tersebut menuntaskan pembayaran atas pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 20.000 mantan pekerja PT Timah.
“Kami mendesak agar PT Timah untuk segera menuntaskan pembayaran terhadap 20.000 karyawan yang terkena restrukturisasi karyawan yang terjadi tahun 1990-194,” kata Amirudin, koordinastor aksi yang dinamakan 'Aliansi Masyarakat Menuntur Ketidakpedulian PT Timah terhadap 20.000 Mantan Karyawannya'.
Dalam aksi tersebut, para demonstran diikuti oleh mahasiswa Bangka Belitung. Mereka membawa bebagai macam umbul-umbul yang menyuarakan aspirasi mereka soal pembayaran uang pesangon terhadap mantan pekerja. Selain itu, umbul-umbul itu juga menyuarakan agar PT operasional PT Timah dihentikan karena dinilai merusak lingkungan Bangka Belitung.
Tak cukup itu saja, terdapat juga umbul-umbul yang menuntut pengusutan kasus korupsi pada penggunaan dana reklamasi yang dikeluarkan oleh PT Timah kepada pemerintah daerah. Bahkan, salah satu demonstran juga menggunakan topeng berwajahkan Kuntoro Mangunsubroto (mantan Direktur Utama PT Timah tahun 1990).
Kuntoro dinilai bertanggungjawab terhadap kesengsaraan yang terjadi terhadap 20.000 pekerja PT Timah yang di PHK sejak tahun 1990 – 1994. “Kebijakan yang dilakukan oleh Kuntoro Mangunsubroto selaku Direktur Utama PT Timah telah menyebabkan kesengsaraan terhadap 20.000 mantan karyawan PT Timah,” jelas Amirudin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
