Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Handoyo .
Pada ajang ini barang dagangan Indonesia yang ditampilkan antara lain produk tas, dompet, dekorasi rumah, fesyen, makanan dan minuman olahan, serta berbagai masakan dan jajanan pasar khas Indonesia.
AS merupakan pasar potensial bagi eksportir kopi dan teh dari seluruh dunia. Berdasarkan data Kementerian Pertanian AS (USDA) pada tahun 2018, tingkat konsumsi kopi masyarakat AS diprediksi mencapai 1,55 juta ton. Menurut data tersebut, AS berada di peringkat kedua dunia setelah Uni Eropa untuk tingkat importasi kopi.
Pada tahun 2016 nilai impor kopi AS sebesar US$ 5,6 miliar. Angka tersebut naik 10% menjadi US$ 6,1 miliar pada tahun 2017. Saat ini Indonesia berada di urutan keenam sebagai negara asal impor kopi di AS, dengan pangsa pasar sebesar 5,05%.
Pada tahun 2017 nilai impor kopi AS asal Indonesia mengalami kenaikan sebesar 2,63% atau sebesar US$ 312 juta dari sebelumnya sebesar US$ 304 juta pada tahun 2016.
“Peningkatan ekspor kopi ke AS sangat prospektif mengingat Brasil dan Peru yang merupakan eksportir kopi utama mengalami penurunan ekspor ke AS pada periode yang sama,” jelas Antonius.
Sementara itu untuk produk teh, AS merupakan negara dengan nilai importasi ketiga terbesar di dunia, dengan nilai US$ 467 juta pada tahun 2017. Sebanyak 23% dari total populasi AS merupakan peminum teh rutin setiap harinya, dengan tingkat pertumbuhan sebesar 5,5% atau sebesar 2,4 juta orang per tahun. Peningkatan konsumsi teh diyakini sejalan dengan tren gaya hidup masyarakat AS terutama kalangan milenial yang peduli dengan kesehatan.
Impor teh AS asal Indonesia berada di peringkat ke-13 dengan nilai sebesar US$ 7,2 juta. Adapun varian teh yang paling diminati masyarakat AS adalah teh hitam (80%), diikuti teh hijau (16%), dan sisanya adalah varian oolong, teh putih, dan teh pekat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News